Selama di Irak, beliau bersama Muzammil Basyuni, Irfan Zidni, Kyai Masyhuri, Munzir Tamam.
Pada tahun 1972, beliau melanjutkan pendidikanya di Syria kemudian diangkat menjadi ketua PPI (Perhimpunan Pelajar Indonesia) Syria.
Baca juga: Biodata dan Profil Syaiful Karim, Ustaz yang Kajiannya Kerap Viral di TikTok
Dalam menyelesaikan S1 nya, beliau menulis karya tentang Kritik Sastra Objektif Terhadap Karya-karya Yusuf As-Siba’i (Novelis Mesir).
Setelah menyelesaikan studi di Syria, beliau melanjutkan ke Lybia, belajar di Fakultas Sastra jurusan sastra Arab serta mendalami ilmu Alquran dari tahun 1977 sampai tahun 1979 dan selama belajar disana, beliau diangkat jadi ketua PPI Lybia.
Pada tahun 1979 sampai tahun 1981, beliau menyelesaikan studi sastra Linguistik di Tunisia.
Pada tahun 1979 sampai tahun 1981, beliau menyelesaikan studi sastra Linguistik di Tunisia.
Setelah menyelesaikan studi di Tunisia, beliau melanjutkan studinya di London dan menyelesaikan Ilmu Metodologi dan Dialog Teatris pada tahun 1985.
Setelah kurang lebih 20 tahun mengenyam pendidikan akademik di Timur Tengah dan Eropa, akhirnya pada tahun 1991, beliau kembali ke Indonesia bersama dengan Gus Dur, Quraish Shihab, Nurcholis Madjid dan Alwi Shihab, kemudian mereka membentuk Forum Empati Club.
Hingga akhirnya, pada tahun 1991 buya mendirikan sebuah pesantren yang diberi nama pondok pesantren Yasiniyah.
Pondok pesantren Yasiniyah itu sendiri diambil dari nama ayahandanya.
Hingga pada tahun 1994, Pesantren Yasiniyah mengalami kemajuan yang begitu pesat dari sisi kualitas dan kuantitas.
Karena begitu banyaknya santri pada saat itu, sedangkan asrama tempat tinggal santri mengalami kesulitan untuk berkembang maka, Buya memutuskan untuk hijrah ke tempat baru.
Baca juga: Biodata dan Profil Ryu Hasan, Cucu Pendiri NU yang Kini jadi Ahli Neuroscience
Tepatnya pada tanggal 11 April 1996 yang bertepatan dengan bulan Dzulhijjah adalah peristiwa penting yang membahagiakan perasaan seluruh santri dan pengurus waktu itu, karena hari itu mereka melakukan perjalanan hijrah dari Pondok Pesantren Yasiniyah ke Pondok baru yang kemudian diberi nama Pondok Pesantren Cadangpinggan.