Prabowo juga memberi sinyal bahwa beberapa menteri dari kabinet Presiden Jokowi akan tetap dipertahankan, mengingat rekam jejak dan kemampuan mereka yang baik. “Saya melihat banyak menteri yang masih bagus di kabinet sekarang. Kalau memang bagus, tentu kita minta ikut lagi,” ujar Prabowo.
Pemilihan menteri, menurut Prabowo, bukan soal latar belakang agama, suku, atau ras, tetapi kemampuan untuk memberikan yang terbaik bagi bangsa. Ia bahkan membandingkan proses pemilihan menteri dengan pemilihan pemain timnas sepak bola, di mana yang dicari adalah pemain terbaik, tanpa memandang hal-hal di luar kinerja.
Namun, Prabowo juga menyadari bahwa di balik sosok-sosok pintar, ada risiko terselipnya individu dengan niat buruk. Oleh karena itu, ia bertekad hanya akan memilih orang-orang dengan “otak dan hati terbaik” untuk kabinetnya.
Baca Juga: Prabowo Subianto Segera Bertemu Megawati,Menu Nasi Goreng Siap Disajikan?
“Kita harus berani hadapi kesulitan dan selesaikan masalah. Cari otak-otak terbaik di negara ini, bukan hanya otak hebat tapi berhati busuk,” tegas Prabowo.
Prabowo menyadari bahwa tugas yang diembannya sebagai Presiden RI tidaklah ringan. Ia menegaskan bahwa Indonesia tidak bisa bergantung pada keberuntungan saja, melainkan harus dikelola oleh orang-orang yang kompeten dan berintegritas tinggi. Masalah kebocoran sistem dan korupsi menjadi fokus utamanya.
“Kita harus berani koreksi diri, sistem kita masih banyak kebocoran. Korupsi harus kita hadapi dengan berani,” tandasnya.
*Ayo ikuti Inversi.id di Google News untuk mendapatkan informasi yang update seputar dunia hiburan, lifestyle, hingga berbagai berita menarik lainnya.