Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Hinsa Siburian menyinggung soal kampus di Indonesia tidak banyak jurusan Cybersecurity. Hal itu disampaikan setelah Pusat Data Nasional (PDN) diserang hacker.
Hinsa Siburian mengatakan bahwa hal itu terjadi pada tanggal 20 Juni 2024. Sehingga kini semua data di pusat data sementara terenkripsi, terkunci, tidak bisa digunakan.
“Itu terjadi kemarin tanggal 20 (Juni), salah satu yang diuraikan tadi ransomware yang menyandera data. Bisa Bapak bayangkan semua data di pusat data sementara itu terenkripsi, terkunci, tidak bisa digunakan. Tentunya adalah yang membuat ransomware tersebut, yo wis, katakan ya dialah yang membuat senjata tapi sifatnya menyandera,” kata Hinsa dalam acara launching bersama CSIRT sektor pemerintahan dan pembangunan manusia pada 26 Juni 2024, seperti dilihat dari akun YouTube BSSN, Kamis, 27 Juni 2024.
Diminta Tebusan 8 Juta USD
Karena itu, penyandera data itu pun meminta agar USD 8 juta dan pemerintah tidak akan membayar tebusan itu. PDN, lanjutnya tanggung jawab kementerian Kominfo dan dikelola oleh pihak ketiga.
Dalam hal ini, BSSN pun bekerja sama dengan pihak-pihak tersebut.
“Tapi saya katakan, apa pun yang terjadi, itu tanggung jawab kita bersama,” lanjutnya.