Cara Cerdas Pemerintah Hadapi Ancaman Ketahanan Pangan

By Syahrul Munir
3 Min Read
Direktur Utama Perum Bulog (Persero) Bayu Krisnamurthi (batik) dalam diskusi di Media Center Indonesia Maju, Kamis (21/12/2023). (FOTO: Inversi.id/Mikail Dipo)

2 Program Tanggulangi Ancaman Ketahanan Pangan

Tetapi pemerintah, melakukan suatu tindakan yang cerdas untuk menghadapi ketiga gelombang besar yang mengancam ketahanan pangan tersebut.

“Hal pertama yang dilakukan adalah memastikan 21,4 juta rumah tangga yang paling membutuhkan, kelompok masyarakat berpendapatan paling rendah di-scure dulu, maka dibagikanlah 10 kilogram beras, gratis kepada mereka setiap bulan,” terangnya.

Menurut Bayu Krisnamurthi, 10 kilogram beras yang dibagikan ke rumah tangga tersebut, kira-kira sepertiga dari kebutuhan beras setiap bulannya. Ini dilakukan pemerintah melalui program bantuan pangan.

- Advertisement -

“Memang tidak memenuhi semua, tapi paling tidak sudah tenang, sudah ada. Mungkin lebih sedikit, tapi sudah ada,” ujarnya.

Kedua adalah penjualan beras lebih dari 1 juta ton melalui program Beras SPHP dengan harga sekitar Rp1.000 hingga Rp1.500 lebih murah dari harga pasar.

Baca juga: Demi Sepakbola Bersih, Erick Thohir Tegaskan Hukum Tanpa Pandang Bulu

“Masyarakat yang ingin beli beras, kalau berasnya sedang mahal di pasar, maka dia punya alternatif. Lebih murah Rp1.000 sampai Rp1.500 per kilo. Dia bisa beli itu,” katanya.

Dengan dua program tersebut, pemerintah berhasil menjangkau sampai 24 juta rumah tangga, yang artinya mendekati 100 juta jiwa atau sekitar 40 persen dari jumlah penduduk Indonesia sudah aman dari sisi pangan.

“Jadi program bantuan pangan dan SPHP itu meredakan fluktuasi, meski pun harus kita akui ketiga gelombang besar itu begitu kuat pengaruhnya,” ujarnya.

Krisnamurthi memberikan contoh salah satu pengaruhnya adalah belum bisa menurunkan harga. “Tapi inflasinya bisa dikendalikan. Fluktuasinya bisa dikendalikan,” pungkasnya. (*)

Leave a comment