Dinilai Pro-LGBT, Partai Umat Desak Konser Coldplay di Jakarta Dibatalkan

By Ekel Suranta
2 Min Read
Konser Coldplay (foto: Instagram)

Inversi.id – Partai Umat secara tegas menolak konser Coldplay di Jakarta. Mereka mendesak promotor membatalkan konser di Jakarta karena grup musik ini mendukung LGBT yang dilarang oleh agama Islam.

“Masih ada waktu bagi promotor untuk membatalkan konser ini karena sangat merusak generasi muda kita. Khususnya untuk agama Islam, larangan terhadap seks sesama jenis jelas larangannya dalam Al-Qur’an,” kata Ketua Bidang Pendidikan DPP Partai Ummat, Aspizain Caniago, dalam keterangan tertulisnya, Kamis (9/11/2023).

Menurutnya, larangan terhadap perilaku LGBT tak hanya disampaikan agama Islam, melainkan juga oleh semua agama yang tumbuh di Indonesia. 

- Advertisement -

Dia mengatakan perilaku LGBT bukan persoalan Partai Ummat semata, melainkan persoalan bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi nilai-nilai luhur yang diajarkan oleh agama.

“Kita sebagai pendidik sudah maksimal mengajarkan kepada anak didik kita agar berperilaku sesuai ajaran agama, terutama gaya hidup yang anti-LGBT, ini malah orang luar membawa pengaruh buruk ke anak-anak kita,” kata Aspizain.

Baca juga: Profil dan Biodata Wika Salim, Biduan Cantik yang Bakal Meriahkan Acara Pembukaan Piala Dunia U-17 2023

Aspizain mengatakan kecenderungan seks personel Coldplay dan dukungan mereka ke gerakan LGBT berpotensi mempengaruhi penggemar mereka di Indonesia yang rata-rata masih usia muda. Dia menyatakan usaha kampanye LGBT melalui musik sangat berbahaya sehingga harus dihentikan.

“Musik sangat halus mempengaruhi jiwa manusia dan tanpa sadar mereka terbawa arus dan perilaku idola mereka. Sebagai pendidik, kita paham bagaimana proses internalisasi nilai melalui seni. Seni musik sangat efektif bisa mengubah psikologi manusia,” kata dia.

Aspizain mendesak kepolisian dan lembaga terkait yang berwenang mencabut izin konser Coldplay yang akan digelar pada 15 November mendatang karena potensial membawa protes dari masyarakat yang merasa agama mereka dinista.

“Soal pengembalian uang tiket, itu tidak seberapa dibanding dampak yang ditimbulkannya. Yang paling penting kita harus menyelamatkan generasi muda kita yang kelak akan menjadi penerus,” pungkas Aspizain.

Leave a comment