Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan suhu permukaan bumi semakin panas yaitu sejak 2000 sampai 2023 telah terjadi kenaikan rata-rata 0,3 derajat celcius. Hal ini menjadi salah satu adanya potensi hujan lebat hingga disertai angin, kilat dan petir pada Sabtu (28/10).
Hal tersebut disebabkan oleh emisi gas rumah kaca (CO2) dari bahan bakar energi fosil seperti batubara dan sejenisnya.
“Ancaman kekeringan di Indonesia diprakirakan berlangsung hinga Januari-Marer 2024 dan ini baru sebagian pendahuluan,” ujarnya.
Potensi hujan lebat di beberapa wilayah
Berdasarkan laman resmi BMKG, potensi hujan lebat dengan kecepatan lebih dari 50 milimeter diperkirakan terjadi di Aceh, Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur dan Papua.
Selain hujan lebat, beberapa wilayah turut diperkirakan mengalami angin kencang dengan kecepatan lebih dari 45 kilometer per jam seperti Aceh, Jawa Barat, Jawa Timur dan Sulawesi Barat.
Baca Juga: Profil dan Biodata Gelandang Persib Levy Clement Madinda Fokus Menang di Kandang
Hujan disertai kilat dan petir atau hujan badai pun berpotensi terjadi di beberapa wilayah seperti Aceh, Sumatera Barat, Riau, Sumatera Selatan, Banten, Jawa Barat, dan Jawa Timur.
Selain wilayah-wilayah itu, wilayah seperti Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah dan Papua Barat juga berpotensi mengalami hujan badai pada hari ini.
Baca Juga: Fakta-Fakta Oklin Fia, Selebgram yang Viral Jilat Batang Es Krim
Terlepas dari aktifnya badai El-Nino, Dwikorita menyebutkan dengan terjadinya peningkatan suhu itu sudah semakin memperparah kekeringan ekstrem yang sedang melanda Indonesia saat ini.
Semasa cuaca panas dan kering, peluang terjadi kebakaran hutan dan lahan pun meningkat seperti beberapa daerah yaitu Sumatera Selatan, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur dan Kalimantan Tengah yang harus mewaspadai terjadinya karhutla pada hari ini.