Bakal calon presiden dari Partai Gerindra, Prabowo Subianto dinilai bisa mengubah peta koalisi karena dukungan Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Pernyataan itu disampaikan oleh salah seorang pengamat politik dari Universitas Brawijaya Wawan Sobari kepada Antara di Kota Malang, Jawa Timur, Senin, 14 Agustus 2023.
Dalam kesempatan itu, Wawan mengatakan bahwa selama ini Partai Golkar identik dengan PDI Perjuangan, yang mengusung bakal calon presiden (capres) Ganjar Pranowo untuk Pilpres 2024.
“Memang ini secara riil betul-betul mengubah koalisi, karena sebelumnya Golkar itu identik dengan PDI Perjuangan,” kata Wawan.
Dukungan Golkar, PAN dan PKB Beri Perubahan Signifikan
Dukungan dari Partai Golkar, PAN, dan PKB untuk Partai Gerindra tersebut, menurutnya, perubahan yang terjadi akan signifikan. Koalisi yang mengusung Prabowo sebagai bakal capres untuk Pilpres 2024 saat ini mencapai 46 persen kursi di parlemen.
Oleh karena itu, dengan kondisi tersebut, menurutnya PDIP harus mengoptimalkan penunjukan tokoh sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres) pendamping Ganjar Pranowo.
Kontestasi Pemilu 2024 Lebih Imbang
Dengan merapatnya tiga partai ke Gerindra itu, menurut Wawan, akan menjadikan kontestasi Pemilu 2024 lebih berimbang.
“Tapi, memang di sisi lain, menurut saya, pertarungan makin berimbang; karena sampai saat ini Anies Baswedan juga masih belum clear. Anies baru didorong oleh Partai NasDem,” katanya.
Langkah Politik Golkar Beri Kejutan Besar
Wawan menambahkan bahwa langkah politik Partai Golkar memberikan dukungan kepada Prabowo Subianto itu merupakan kejutan besar. Hal itu karena sebelumnya partai berlambang pohon beringin itu masih mengusung Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto sebagai bakal capres.
“Iya (ini kejutan). Kalau sekarang, Airlangga sudah menyadari bahwa dia dengan Partai Gerindra dan secara perolehan suara (Pemilu) 2019, Partai Gerindra lebih baik dari Partai Golkar,” jelas Wawan.
Wawan melanjutnya, saat ini peta politik sudah berubah dan tidak lagi sesuai dengan koalisi yang ada dalam pemerintahan saat ini. Koalisi yang terjadi menggambarkan apa yang akan ada pada pemerintahan ke depan usai Pemilu 2024.
“Artinya, koalisi sekarang sudah tidak dihitung lagi. Itu menunjukkan bahwa apa bedanya ketika Partai NasDem mencalonkan Anies,” ungkapnya.
Sekedar informasi bahwa jadwal yang telah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, pendaftaran bakal calon presiden dan wakil presiden dijadwalkan dimulai pada 19 Oktober sampai dengan 25 November 2023.