Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengaku belum dapat move on dari pembukaan Olimpiade Paris 2024 lalu.
Ia merasa beruntung bisa menyaksikan penampilan kembali penyanyi legendaris Celine Dion.
“Masih belum move on dari pembukaan Olimpiade kemarin. Apalagi bisa nonton “comeback”-nya penyanyi legendaris Celine Dion,” tulis Erick Thohir di akun Instagram-nya, @erickthohir, pada Minggu, 28 Juli 2024.
Baca Juga: Erick Thohir Dampingi Prabowo Bertemu Pimpinan Perusahaan Besar di Prancis
Sebagai tambahan kebahagiaannya, salah satu anggota Komite Olimpiade Internasional (IOC) bahkan berkesempatan bertemu langsung dengan Celine Dion di jalanan Kota Paris.
“Eh malah dapat bonus ketemu langsung di jalan Kota Paris,” ujarnya.
Pembukaan Olimpiade Paris 2024
Untuk pertama kalinya dalam sejarah Olimpiade modern, upacara pembukaan Olimpiade Paris 2024 tidak diadakan di dalam stadion. Acara ini digelar di sepanjang Sungai Seine, melibatkan ribuan atlet yang berparade dengan kapal.
Pemilihan lokasi ini bertujuan untuk menghadirkan nuansa kota Paris yang lebih dekat dengan masyarakat.
Upacara pembukaan dirancang dengan konsep yang sangat inovatif, menggabungkan unsur sejarah, budaya, dan teknologi. Penampilan artistik, pertunjukan cahaya, dan efek visual yang memukau menjadi ciri khas acara ini.
Baca Juga: Erick Thohir Diskusi Tentang Olahraga hingga Film dengan Pemenang Piala Oscar Pertama dari Asia
Olimpiade Paris 2024 mengangkat tema persatuan dan keberagaman. Hal ini tercermin dalam berbagai pertunjukan yang menampilkan keragaman budaya dari seluruh dunia.
Salah satu segmen dalam upacara pembukaan yang menuai kritik adalah parodi Perjamuan Terakhir yang melibatkan kelompok drag queen.
Banyak pihak, terutama umat Kristiani, merasa tersinggung dan menganggapnya sebagai penghinaan terhadap agama.
Beberapa pihak juga menyoroti adanya unsur promosi LGBT dalam upacara pembukaan. Hal ini memicu perdebatan mengenai batas-batas kebebasan berekspresi dalam sebuah acara olahraga internasional.
Pembukaan Olimpiade Paris 2024 menjadi bukti bahwa Olimpiade tidak hanya sekadar ajang olahraga, tetapi juga menjadi panggung untuk mengekspresikan ideologi, budaya, dan politik.
Konsep yang inovatif dan berani memang menarik perhatian, namun juga menimbulkan kontroversi yang cukup besar.