Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyiapkan BUMN untuk mengantisipasi dampak dari gejolak ekonomi dan geopolitik dunia. Dalam menghadapi dampak tersebut, tentunya dengan berbagai antisipasi dan strategi yang digunakan
Erick Thohir mencontohkan inflasi AS sebagai salah satu dampak dari gejolak ekonomi dan geopolitik dunia. Inflasi AS sebesar 3,5 persen membuat langkah the Fed menurunkan suku bunga acuan (Fed Fund Rate) tidak akan terjadi dalam waktu dekat.
“Situasi geopolitik juga semakin bergejolak dengan memanasnya konflik Israel dan Iran beberapa hari yang lalu,” ujar Erick dilansir dari laman Pertamina, Jumat (19/4/2024).
Baca juga: Timnas Indonesia Naik 8 Peringkat, Erick Thohir: Masih Perlu Kerja Keras
Erick menyebut kondisi ini memicu menguatnya dolar AS terhadap rupiah dan tentunya kenaikan harga minyak WTI dan Brent yang masing-masing telah menembus 85,7 dolar AS dan 90,5 dolar AS per barrel.
“Harga minyak ini bahkan diprediksi beberapa ekonom bisa mencapai 100 dolar AS per barel apabila konflik meluas dan melibatkan Amerika Serikat,” lanjut dia.
Pria kelahiran 30 Mei 1970 ini menyampaikan dua hal tersebut telah melemahkan rupiah menjadi Rp 16.000-16.300 per dolar AS dalam beberapa hari kebelakang. Nilai tukar ini bahkan bisa mencapai lebih dari Rp 16.500 apabila tensi geopolitik tidak menurun.