Fakta-fakta Hasil Pertemuan Eks PM Inggris dengan Jokowi yang Diungkap oleh Bahlil

By DP
3 Min Read
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, mengungkapkan hasil pertemuan antara mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan. (Foto: Antara)

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, mengungkapkan hasil pertemuan antara mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan.

Bahlil turut mendampingi Jokowi dalam menerima Tony Blair.

Pertemuan tersebut menghasilkan komitmen investasi dalam sektor energi baru terbarukan, khususnya pembangunan panel surya dan pengembangan penyimpanan karbon.

- Advertisement -

Uni Emirat Arab akan berinvestasi dalam pembangunan panel surya di Kawasan Ekonomi Khusus (IKN) dengan kapasitas sekitar 1,2 gigawatt, yang akan difasilitasi oleh Tony Blair Institute.

Meskipun demikian, Bahlil enggan memberikan rincian lebih lanjut mengenai komitmen tersebut, termasuk besarnya investasi dan jadwal teknis pembangunan proyek tersebut.

“Akan ada rencana pembangunan Uni Emirat Arab berupa solar panel di sana, detilnya kami lagi susun,” ujar Bahlil setelah pertemuan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Juga: Fakta-fakta Pertemuan Jokowi-Megawati yang Diduga Ada Penghalang

Bahlil juga menyebut bahwa Jokowi dan Tony Blair membahas pengembangan program penyimpanan karbon (CCS), dengan fokus utama pada bagaimana program tersebut dapat menjadi sumber pendapatan baru bagi Indonesia.

Pemerintah telah menyetujui pembagian ruang penyimpanan karbon menjadi 70% untuk domestik dan 30% untuk internasional, dengan tujuan menghasilkan pendapatan baru bagi negara dan memberikan insentif kepada industri yang berinvestasi di Indonesia.

“Tadi kita juga berbicara tadi tentang bagaimana carbon storage yang diputuskan 70-30, 70 dalam negeri sisanya luar negeri. Ini diformulasikan agar supaya menjadi sumber pendapatan negara baru, dan kita bisa kelola untuk berikan insentif bagi industri yang masuk ke Indonesia,” jelas Bahlil.

Selanjutnya, pemerintah akan membentuk tim kecil untuk mempercepat penyelesaian program-program yang dibahas dalam pertemuan ini.

Baca Juga: Dorong China Bangun Moda Transportasi di IKN, Jokowi: Kelanjutan Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung

“Kami sepakati bentuk tim kecil untuk lakukan langkah-langkah agar lebih mengerucut dan penyelesaian cepat selesai,” tambahnya.

Leave a comment