Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Megawati Soekarnoputri mengungkapkan keinginannya untuk Indonesia melahirkan kembali pemimpin berkaliber dunia.
Menurut Presiden ke-5 Republik Indonesia ini pemimpin pemimpin dahulu yang ia kenal kalibernya adalah kaliber dunia.
“Menurut saya pemimpin-pemimpin dahulu yang saya kenal itu kalibernya adalah kaliber dunia. Nah, pertanyaannya gimana sih menjadikan kita ini punya pemimpin-pemimpin itu yang kaliber dunia itu,” kata Megawati dalam acara bersama para budayawan dan seniman di Sleman, DIY, Rabu, 23 Agustus 2023.
Pempimpin dengan Kaliber Dunia
Megawati melanjutkan bahwa dulunya pemimpin yang muncul dengan kaliber dunia diantaranya presiden kedua Mesir Gamal Abdul Nasir, perdana menteri pertama India Jawaharlal Nehru, hingga Perdana Menteri (PM) Uni Soviet 1958—1964 Nikita Khrushchev.
Kemudian saat Megawati mencoba untuk mengingat nama pemimpin berkaliber dunia. Salah satu peserta menyebut nama presiden pertama RI Soekarno atau Bung Karno.
“La iyalah, bapak saya sudah pasti,” kata Megawati disambut tawa hadirin.
Dikutip dari Antara, Megawati pun menilai bahwa saat ini di Indonesia belum muncul kembali pemimpin-pemimpin berkaliber dunia semacam itu.
“Nanti gitu, Ibu Mega (disebut) banding-bandingikan. Lo iya dibandingkan dong, boleh dong, supaya maksudnya harus ada kita punya yang benar-benar kelihatan auranya,” lanjutnya.
Lahir dan Batin Terasah saat Negara Belum Merdeka
Dalam kesempatan itu, Megawati pun menyampaikan para pemimpin besar dunia masa lalu muncul lantaran
lahir dan batin mereka terasah di tengah kondisi negara yang belum merdeka.
“Mereka adalah produk ketika banyak negaranya itu belum merdeka. Jadi, pengasahan lahir batinnya kelihatannya sangat berjalan aktif,” tambah Megawati.
Generasai Muda Pilih di Zona Nyaman
Oleh karena itu, Megawati pun menyayangkan generasi muda saat ini cenderung lebih banyak yang memilih berada di zona nyaman serta enggan belajar dari sejarah masa lalu karena merasa sudah merdeka.
“Banyak lo mahasiswa ketika ngomong sama saya, terus (saya katakan) kamu belajar sejarah lo, yang baik lo, (dijawab) ‘Ah Bu buat apa? Itu ‘kan masa lalu, kalau sudah merdeka, ya, merdeka saja’. Waduh pusing,” ungkap Megawati.