Jelang Piala Dunia U-20 yang akan berlangsung di Indonesia, banyak gejolak penolakan yang terjadi sebelum event tersebut dimulai. Salah satunya penolakan Tim Nasional Israel yang lolos Piala Dunia U-20 tampil di Indonesia.
Massa alumni 212 salah satunya yang melakukan penolakan dengan menggelar aksi demonstrasi pada Senin, 20 Maret di Patung Kuda, Jakarta Pusat.
Selain massa alumni 212, Gubernur Bali, I Wayan Koster juga mengirimkan surat kepada Kementerian Pemuda dan Olahraga terkait penolakan Timnas Israel bertanding di Bali.
“Kami mohon agar Bapak Menteri mengambil kebijakan untuk melarang tim dari negara Israel ikut bertanding di Provinsi Bali. Kami, Pemerintah Provinsi Bali menyatakan menolak keikutsertaan tim dari negara Israel untuk bertanding di Provinsi Bali” isi surat dari Gubernur Bali ke Kementerian Pemuda dan Olahraga.
Penolakan ini dilakukan Gubernur Bali, karena menganggap kebijakan Israel terhadap Palestina tidak sesuai dengan Indonesia serta ketidakadaannya hubungan diplomatik antar kedua negara ini.
“Hal ini dilakukan untuk menghormati hubungan diplomatik antara pemerintah Republik Indonesia dengan pemerintah negara lain di dunia, khususnya yang berkaitan dengan Israel” sambung surat Gubernur Bali, I Wayan Koster ke Menpora.
Memiliki pendapat sendiri, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden, Ali Mochtar Ngabalin menilai kegiatan yang dilakukan alumni 212 sangat keliru.
Menurut Ngabalin, sebelumnya Timnas Israel juga sudah pernah bertanding di Indonesia namun tidak di demo.
“Kenapa kemarin di IPU, Inter-Parliamentary Union, itu utusan ofisial Israel datang di Bali, kemudian mereka main tanding kejuaraan nasional di Senayan, kemudian panjat tebing, kemudian tanding sepeda dan lain-lain sebagainya itu. Tidak ada riak-riaknya,” ungkap Ngabalin.
Ngabalin juga berpesan untuk tidak menyatukan urusan olahraga dengan politik. Karena Indonesia hanya sebatas menjadi tuan rumah, soal siapa yang berlaga dan lolos kejuaraan bukan tanggung jawab ataupun wewenang dari Indonesia sendiri.
Meskipun tidak menentang Israel ke Indonesia, Ngabalin tetap mengatakan bahwa hal tersebut tidak membuat Indonesia berhenti memperjuangkan kemerdekaan Palestina dan mengutuk kekejaman Israel.