Gunung Marapi di Sumatera Barat (Sumbar) erupsi pada Minggu (03/12/2023) sekitar pukul 14.54 WIB. Erupsi tersebut menyemburkan abu vulkanik sekitar 3000 meter.
Atas peristiwa tersebut, hujan abu vulkanik melanda sejumlah area yang berada di kaki Gunung Marapi, yakni daerah Agam, Tanah Datar dan Bukit Tinggi.
Sementara, PVMBG Pos Pengamatan Gunung Marapi, Ahmad Rifandi, menyebut Gunung Marapi mengalami erupsi selama 4 menit 41 detik. Ketinggian dari erupsi ini menurutnya mencapai 30 mm.
“Durasi erupsi ada selama 4 menit lebih. Itu terjadi pada pukul 14:54 WIB,” katanya.
Atas peristiwa tersebut, berdasarkan informasi dari BKSDA Sumbar, bahwa jalur pendakian ke Gunung Marapi telah ditutup untuk sementara.
Baca juga: Fakta-fakta Banjir Bandang di Sumut, BNPB Catat 11 Warga Masih Hilang hingga 250 KK Terdampak
“Saat ini Gunung Marapi waspada. Jadi kami menutup semua aktivitas ke Gunung Marapi. Baik kegiatan masyarakat ataupun pendaki,” kata Plh Kepala BKSDA Sumbar, Dian Indrianti.
Warga turut dilarang mendekati Gunung marapi hingga radius 3 kilometer.
Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan sebanyak 47 orang pendaki terdampak erupsi Gunung Marapi pada Minggu (3/12). Ada 28 orang pendaki yang belum berhasil turun hingga pagi ini, Senin (4/12/2023).
“Sebanyak 19 pendaki sudah berhasil turun dan diselamatkan oleh tim gabungan. Artinya masih ada 28 pendaki yang belum berhasil turun,” kata Kapusdatinkom Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam keterangannya, Senin (4/12).
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat terjadi sembilan kali letusan dari Gunung Marapi sejak erupsi pada Minggu sore.
Baca juga: Kesiapan Ganjar soal Beda Format Debat Cawapres, Siap dengan Skenario Apapun
“Setidaknya ada sembilan kali (secara instrumental). Hanya yang terlihat secara visual yang pertama saja karena gunung tertutup kabut,” kata Kepala PVMBG Badan Geologi Hendra Gunawan.
“Tapi setelah yang pertama erupsi susulan, sangat kecil sekali energinya dan berangsur mengecil,” dia menambahkan.
Hendra mengatakan erupsi di Gunung Marapi didasari dari siklus tahunan. Gunung tersebut mengalami erupsi tiap dua hingga empat tahun.