INVERSI.ID– Indodax, platform perdagangan kripto terbesar di Indonesia, kembali mendominasi pasar dengan volume transaksi mencapai Rp547 miliar setelah menyelesaikan proses pemulihan pasca insiden keamanan yang terjadi pada 11 September 2024.
“Kami masih dipercaya para member sebagai tempat transaksi kripto terbesar di Indonesia berdasarkan data dari CoinGecko,” kata CEO Indodax, Oscar Darmawan dikutip dari ANTARA, Jumat (20/9).
Indodax sempat terkena perentasan diduga serangan hacker Korea Utara
Sebagai informasi, Indodax mengalami serangkaian transaksi mencurigakan yang diduga merupakan peretasan. Hal ini diungkap oleh perusahaan keamanan Web3, Cyvers Alerts, di akun X-nya. Serangan ini diduga akibat serangan hacker dari Korea Utara.
Berdasarkan unggahan Cyvers Alerts, terdapat alamat yang dilaporkan memegang aset senilai sekitar US$ 14,4 juta yang kemudian ditukarkan menjadi Ether (ETH).
Indodax telah menerapkan langkah-langkah mitigasi keamanan lebih ketat
Menurut Oscar, perusahaan berhasil pulih dalam waktu sekitar 80 jam setelah insiden tersebut dan menunjukkan peningkatan aktivitas perdagangan, tanpa ada tanda kepanikan atau penarikan dana besar-besaran dari pengguna.
Oscar menegaskan bahwa Indodax telah menerapkan langkah-langkah mitigasi keamanan yang lebih ketat, dan platform sekarang lebih aman dari sebelumnya.
Indodax pastikan komunikasi baik dengan otoritas
Pasca pemulihan, Indodax juga memastikan komunikasi yang baik dengan otoritas terkait seperti Bappebti, OJK, BSSN, dan Cyber Mabes Bareskrim untuk memberikan update terkait insiden keamanan.
Selain itu, Indodax memastikan dana pengguna aman dengan cadangan aset kripto yang melebihi 100 persen dari total saldo pengguna.
Aset Indodax senilai Rp11,529 triliun
Mereka juga telah mempublikasikan Proof of Reserve, menunjukkan cadangan aset sebesar 4.806,34 Bitcoin senilai Rp4,288 triliun, 36.915,47 Ethereum senilai Rp1,334 triliun, dan aset kripto lainnya senilai Rp5,907 triliun, dengan total mencapai Rp11,529 triliun.