Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati telah merancang strategi untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah konflik antara Iran dan Israel.
Dengan cara menjaga ekonomi makro dan lakukan koordinasi dengan Bank Indonesia (BI) terus akan dilakukan untuk beradaptasi dengan tekanan yang ada.
“Stabilitas ekonomi makro akan senantiasa dijaga, baik dari sisi moneter maupun fiskal. Koordinasi dengan Bank Indonesia (BI) terus dilakukan untuk beradaptasi dengan tekanan yang ada. Dari sisi fiskal, kita memastikan APBN berperan menjadi shock absorber yang efektif dan kredibel,” ujar Menkeu Sri Mulyani dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari akun Instagram resminya @smindrawati, yang dilansir dari Antara, pada hari Minggu, 21 April 2024.
Baca Juga: Badan Anggaran DPR Puji Kinerja Kemenkeu Jaga Fiskal APBN 2023 Tetap Sehat
Menurutnya, situasi global saat ini pasti akan berdampak pada ekonomi Indonesia, termasuk perubahan nilai tukar rupiah.
Dari segi ekspor, kata Menteri Keuangan Sri Mulyani, penerimaan akan meningkat dengan penguatan nilai tukar dolar.
Namun, dari segi impor, konversi harga terhadap rupiah akan lebih tinggi dan berpotensi berdampak pada tingkat inflasi di Indonesia.
Menteri Keuangan memastikan bahwa pemerintah terus mengantisipasi dan waspada terhadap perkembangan tersebut.
Baca Juga: Respon Erick Thohir soal 4 Nama Calon Menkeu Incaran Prabowo, Empat-empatnya Bagus
“Saya yakin Indonesia akan tetap resilien dalam situasi ini,” katanya.