Inversi.id – Isreal kembali menyerang Gaza, Palestina akibat gencatan senjata gagal untuk diperpanjang. Sarangan tentara Israel pada hari Jumat (1/12/2023) itu menewaskan ratusan orang di Gaza.
Jurnalis Reuters melaporkan, jet-jet tempur Israel menyerang daerah timur Khan Younis di Gaza selatan dibombardir habis-habisan oleh Israel ketika jeda berakhir setelah fajar.
Di Gaza utara, yang sebelumnya menjadi target utama serangan Israel, asap tebal membumbung di atas reruntuhan bangunan, yang bisa terlihat dari Israel. Suara tembakan dan ledakan terdengar.
Sirene berbunyi di Israel selatan ketika milisi menembakkan roket ke arah kota-kota di sana. Di front pertempuran lainnya, kelompok Hizbullah Lebanon mengeklaim telah menembaki pasukan Israel untuk mendukung Palestina di perbatasan utara.
Pemicu kembalinya peperangan ini akibat gagalnya masa gencatan senjata diperpanjang. Israel dan Hamas saling tuding atas kegagalan negosiasi tersebut.
Pemerintah AS menuduh kelompok perlawanan Palestina itu tidak bisa memberikan daftar baru para sandera untuk dilepaskan sebagai syarat perpanjangan jeda kemanusiaan.
Baca juga: Presiden AS Joe Biden Disebut Kewalahan Mengendalikan Benjamin Netanyahu Soal Gaza
PBB mengatakan bahwa perang yang kembali meletus akan memperburuk krisis kemanusiaan ekstrem yang telah terjadi di wilayah kantung Palestina itu.
“Neraka dunia telah kembali ke Gaza,” kata Jens Laerke, juru bicara kantor kemanusiaan PBB di Jenewa.
Beberapa jam setelah jeda berakhir, otoritas kesehatan Gaza melaporkan bahwa 109 orang tewas dan puluhan lainnya terluka akibat serangan udara Israel.
Militer Israel mengatakan bahwa pasukan darat, udara, dan lautnya telah menyerang lebih dari 200 sasaran di Gaza sejak pagi.
“Pagi ini, seperti yang dijanjikan, kami melanjutkan serangan,” kata mantan Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz dalam pernyataan.
Gantz, yang bergabung dengan pemerintah darurat PM Benjamin Netanyahu bulan lalu, mengatakan bahwa Israel telah menghabiskan sepekan terakhir untuk merencanakan operasi militer yang lebih luas.
Sejumlah petugas medis dan saksi mengatakan bahwa pengeboman paling intensif terjadi di Khan Younis dan Rafah di Gaza selatan. Ratusan ribu warga Gaza mengungsi dari utara. Rumah-rumah di wilayah tengah dan utara juga terkena serangan.