Senin pagi kualitas udara di Jakarta mendapat predikat ketujuh terburuk di dunia. Suhu pagi ini yang mencapai 26 derajat Celcius dengan tingkat kelembapan 85%, gerak angin 5.5km/h, dan tekanan sebesar 1012 mbar. Menandakan bahwa kualitas udara Jakarta saat ini berindikator warna merah, yang artinya tidak sehat.
Dengan indikator yang demikina, warga Jakarta sebaiknya menggunakan masker saat di luar ruangan, menutup jendela mengurangi udara kotor masuk ke rumah serta mengurangi aktivitas olahraga di luar.
Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada pukul 06.10 WIB, indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta berada di angka 156 artinya kualitas udara Jakarta dikategorikan tidak sehat. Hal ini dikarenakan tingginya polusi udara mencapai PM2,5 dengan nilai konsentrasi 56,4 mikrogram per meter kubik.
Baca Juga: Profil dan Biodata Gelandang Persib Levy Clement Madinda Fokus Menang di Kandang
Angka tersebut memiliki penjelasan bahwa tingkat kualitas udaranya tidak sehat bagi kelompok sensitif, termasuk manusia , hewan dan tumbuhan. Kualitas udara yang demikian akan menimbulkan kerugian, dampak negatif maupun kerusakan estetika alam semesta.
Sementara dikategorikan kualitas udara baik apabila tidak memberikan efek bagi kesehatan manusia atau hewan dan tidak berpengaruh pada tumbuhan, bangunan ataupun nilai estetika dengan rentang PM2,5 sebesar 0-50.