Inversi.id – Seorang tentara Israel menceritakan gambaran pertempuran di Gaza. Ia mengatakan tentara Israel (IDF) sempat saling tembak akibat lemahnya koordinasi dan garis komando saat menyerang Hamas di Gaza.
Hal ini disampaikan oleh salah satu media Israel bernama Memo yang mendapat kesempatan wawancara dengan seorang prajurit IDF.
Soal lemahnya koordinasi dan garis komando di tentara Israel, menunjukkan penyebab kematian tentara Israel di Gaza juga disebabkan oleh frindly fire.
Friendly fire adalah serangan dari pasukan militer terhadap unitnya sendiri, yang disangka target saat pertempuran terjadi.
Memo melaporkan, militer Israel mengakui kalau sejak awal serangan darat di Jalur Gaza, ada beberapa kasus di mana tentara terbunuh oleh friendly fire.
Situasi Friendly Fire ini lazimnya terjadi karena tidak ada atau kurangnya koordinasi antar-pasukan di divisi yang berbeda.
Menurut media Israel, Militer Israel mengatakan kalau sebagian besar insiden friendly fire ini terjadi selama operasi gabungan antara pasukan lapis baja dan infanteri dalam pertempuran.
Militer Israel juga mengatakan pihaknya terus-menerus mengevaluasi pertempuran yang sedang berlangsung, termasuk kasus-kasus baku tembak, dan dengan cepat menerapkan pembelajaran yang didapat.
Baca juga: Fakta-fakta Penyelamatan Bayi Tertimpa Bangunan 37 Hari di Gaza
Laporan menambahkan kalau sebagian dari pembelajaran ini termasuk keputusan kalau setiap pasukan yang memasuki gedung harus menentukan posisinya di dalam gedung.
“Dan bahwa tank harus lebih berhati-hati saat menembaki gedung (agar tidak kena pasukan sendiri),” tulis laporan itu.
Sementara media Israel lainnya bernama Ynet melaporkan kesaksian seorang tentara Israel menerima tembakan neraka (hellish fire) dari kelompok Hamas di Gaza.
Tembakan neraka atau hellish fire merupakan tembakan dari segala arah yang dilancarkan pihak lawan.
Ynet menambahkan, pertempuran yang terjadi pada awal serangan darat mengejutkan tentara Israel.
Laporan itu menyebut, kalau tentara Israel hanya bersiap untuk konfrontasi ringan, mengantisipasi sejumlah kecil pejuang Hamas.
Namun kenyataannya, tentara IDF di fase awal invasi darat ke Gaza justru menghadapi tembakan neraka dari senapan mesin, senjata ringan, dan peluru RPG yang diluncurkan oleh puluhan pejuang Hamas dari berbagai arah.
“Para prajurit menunjukkan kalau situasi dengan cepat berubah (dari operasi serbu) menjadi pertempuran penyelamatan karena cedera yang diderita oleh unit tentara Israel yang disergap oleh perlawanan Hamas,” tulis media tersebut mengutip pengakuan seorang tentara Israel.
“Persiapan untuk pertempuran itu tidak dilakukan dengan benar,” tambah tentara Israel dalam laporan Ynet.
Tentara IDF tersebut menekankan, jika komandan kompinya tidak mengambil keputusan untuk mundur, maka akan jatuh banyak korban jiwa dari satuannya.
“(Jika kami tidak mundur) hal ini akan berakhir dengan jatuhnya korban jiwa,” kata tentara Israel tersebut.
Tentara Israel itu juga membantah pernyataan yang menyebut kalau perlindungan udara yang diberikan ke pasukan infanteri IDF tidak cukup selama pertempuran di Gaza.