Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD menegaskan bahwa Pancasila bukanlah wacana belaka dan mampu wujudkan Indonesia Emas 2045. Selain itu, dia juga menyinggung soal kecerdasan.
Menurut Menkopolhukam, Pancasila yang ada saat ini, digali dan lahir dari bumi Indonesia dengan kandungan nilai etis yang berakar pada pengalaman faktual, pendalaman akar, dan pengalaman religius.
“Saya tegaskan Pancasila bukan wacana belaka, melainkan realitas objektif dengan legitimasi yang kuat, baik secara filsafat, politis, maupun historis,” kata Mahfud dikutip dari keterangan tertulis diterima di Jakarta, dilansir dari Antara, Kamis, 1 Juni 2023.
Tapak Tilas Pohon Ende
Ungkapan itu, dikatakan Mahfud MD, selepas melakukan tapak tilas di bawah pohon sukun di dekat rumah pengasingan Bung Karno di Ende, Nusa Tenggara Timur.
Bawah pohon itulah Sang Proklamator merenungkan dan menemukan inti nilai Pancasila yang digunakan sebagai dasar negara.
Tapak tilas dilakukan sebagai rangkaian sebelum Mahfud MD memimpin upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila di Lapangan Pancasila, Ende, NTT.
Bantu Hadapi Badai Krisis
Mahfud MD juga menjabarkan soal pengamalan nilai Pancasila, salah satunya kemampuan Indonesia menghadapi badai krisis akibat pandemi COVID-19.
Saat itu, seluruh dunia jatuh di titik terendah, lanjut Mahfud MD, Indonesia menjadi satu dari sedikit negara yang mampu bertahan, bahkan memimpin negara lain untuk turut bangkit.
“Ini membuktikan kekuatan Pancasila dan kehebatan Bangsa Indonesia. Ke depan kita akan mewujudkan Indonesia Emas 2045 dan Impian Indonesia 2085, yaitu menjadi bangsa yang memiliki sumber daya manusia yang kecerdasannya mengungguli bangsa lain,” jelasnya.
Angka Stunting di Indonesia
Menkopolhukam itu lalu mengatakan, Indonesia masih memiliki segudang pekerjaan rumah yang harus menjadi perhatian, salah satunya adalah tingginya tingkat prevalensi stunting.
Menurut Menkopolhukam Mahfud MD, Indonesia sukses bersama-sama melewati badai pandemi COVID-19, upaya untuk memberantas stunting harus dilakukan melalui kerja nyata pembumian Pancasila dan pengaktualisasian nilainya.
“Angka stunting di Indonesia masih tinggi dan berada di atas ambang batas yang ditetapkan WHO, yaitu 20 persen. Untuk mengatasinya saya mengajak seluruh komponen bergotong royong, bahu membahu, menurunkan angka tersebut,” ungkap Mahfud MD.
“Mari kita berkomitmen untuk bersama mewujudkan itu semua. Ini sebagai bukti keinginan bersama menegakkan dan menjaga Pancasila dan nilai di dalamnya,” pungkasnya.