Kasus Kesehatan Mata Khusunya Pada Anak Masih Tinggi
Menurut Managing Director HOYA Lens Indonesia, Dodi Rukminto, Myopia Week bertujuan untuk menyebarkan informasi bahwa Myopia sedang berkembang dan mempengaruhi anak-anak di seluruh dunia.
“Melalui kegiatan yang sejalan dengan program MiYOSMART Goes to School ini, kita ingin menggerakkan kepedulian orang tua terhadap kondisi kesehatan anaknya melalui pengecekan mata, edukasi kesehatan mata oleh para ahli,” ucapnya.
“Serta menginformasikan adanya opsi kontrol yang telah teruji klinis dan terbukti efektif menahan pertumbuhan Myopia rata-rata 60 persen, yaitu lensa kacamata terapi MiYOSMART,” Dodi menambahkan.
Pemeriksaan mata dilakukan, karena terindikasi banyaknya anak yang menunjukkan gejala gangguan refraksi, khususnya Myopia, saat proses belajar mengajar di lingkungan sekolah.
Hasil pemeriksaan yang dilakukan di berbagai sekolah pada 800 anak usia 5-15 tahun atau tingkat TK hingga SMP, 67 persen terdeteksi mengalami gangguan refraksi, dan 56 persen diantaranya merupakan Myopia. Dari jumlah itu, kurang dari 50 persen yang telah dikoreksi atau mendapatkan penanganan berupa kacamata single vision.
Selain penggunaan lensa kacamata terapi MiYOSMART untuk mengendalikan Myopia, HOYA juga terus mengkampanyekan perubahan gaya hidup yang untuk mendukung kesehatan mata dan aktivitas luar ruangan yang sudah terbukti bisa menghambat pertumbuhan gangguan penglihatan ini.
HOYA juga terus membangun kemitraan dengan sekolah-sekolah, para profesional perawatan mata dan optik dalam untuk mengkampanyekan kesehatan mata dan memerangi peningkatan kasus Myopia di kalangan anak-anak.
“Penggunaan lensa MiYOSMART membantu penglihatan dan juga menghambat perkembangan Myopia. Jadi, tidak benar kalau ada anggapan bahwa penggunaan kacamata justru memperparah Myopia,” jelasnya.