Nyatakan Siap Dukung Program Makan Siang Gratis, Baznas: Asal Tak Ada Kapitalisasi

By DP
3 Min Read
Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) RI telah menyatakan kesiapan mereka untuk mendukung program pemerintah yang terpilih dalam menyediakan makan siang dan susu gratis bagi anak-anak sekolah. (Foto: Antara)

Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) RI telah menyatakan kesiapan mereka untuk mendukung program pemerintah yang terpilih dalam menyediakan makan siang dan susu gratis bagi anak-anak sekolah.

“Ke depan, kalau bisa (kita) kolaborasi, apalagi ada program makan siang gratis. Kolaborasi Baznas dengan pihak yang menggelar makan siang gratis insyallah Baznas siap,” kata Ketua Baznas RI, Noor Achmad, di Kantor Baznas RI, Jakarta, pada Rabu, 15 Mei 2024.

Noor menyatakan bahwa Baznas siap mendukung dengan baik program yang akan diluncurkan pemerintah dengan memanfaatkan kekuatan yang ada di hampir seluruh wilayah Indonesia.

- Advertisement -

Dia menegaskan bahwa Baznas bersedia membantu program tersebut asalkan tidak ada unsur kapitalisasi atau upaya mencari keuntungan di dalamnya.

Baca Juga: Menuju Program Makan Siang Gratis, Airlangga Bocorkan Anggaran per Anak dan Menunya

“Insyallah kami mampu, asal tak ada kapitalisasi di situ, tak cari untung di situ,” tegasnya.

Noor menjelaskan, dilansir dari Antara, bahwa melibatkan Baznas dalam program tersebut dapat menjadi salah satu langkah dalam memberdayakan para mustahik atau penerima zakat.

“Mustahik yang boleh dapat untung, tetapi kami (Baznas) sifatnya hanya memberi pendampingan,” katanya.

Menurut Noor, alokasi anggaran sebesar Rp15 ribu per anak dapat dimanfaatkan untuk menyajikan menu yang bergizi, terutama bagi masyarakat pedesaan.

Dia juga menilai bahwa pengembangan program makan siang gratis ini berbasis pada pemberdayaan masyarakat bisa menjadi sebuah gerakan komunitas yang luar biasa dan terjaga secara spiritual.

Baca Juga: Pemkot Bandung Dukung Program Makan Bergizi Gratis dari IFSR, Siapkan 2.500 Porsi Per Hari

“(Gerakan) ini bisa terkontrol ilahiyah, tidak terkontrol dalam arti sekuler, dalam arti yang lepas dari keagamaan. Kalau itu terjadi, pembinaan keagamaan secara tak langsung dari pusat sampai ke bawah luar biasa,” tambah Noor Achmad.

Leave a comment