Pendanaan Campuran Bantu Negara Berkembang Wujudkan Transisi Energi

By birdieni
3 Min Read
Utusan Khusus Presiden Republik Indonesia untuk Pendanaan Iklim Mari Elka Pangestu mengatakan, skema pendanaan campuran (blended finance) membantu negara berkembang untuk mewujudkan transisi energi.

INVERSI.ID– Pendanaan campuran (blended finance) menjadi skema yang membantu negara berkembang untuk mewujudkan transisi energi. Demikian hal itu disampaikan Utusan Khusus Presiden Republik Indonesia untuk Pendanaan Iklim, Mari Elka Pangestu dalam sesi tematik Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024 di Jakarta, Jumat (6/9)

Ia mengatakan, hal itu untuk mendukung agar bisa mencapai target nol emisi karbon yang ditetapkan secara global. Dimana Net Zero Energi ditargetkan terealisasi pada tahun 2060 mendatang.

Baca juga: Luhut: Transisi Energi Bisa Hemat Rp90 Triliun Per Tahun

- Advertisement -

Mari mengatakan, skema keuangan yang berasal dari berbagai sumber itu membantu negara berkembang untuk mengejar kesenjangan pendanaan sebesar 1-3 triliun dolar AS. “Sejauh ini kita baru mencapai 100 miliar dolar AS yang sudah dijanjikan oleh negara maju pada tahun 2015, dan baru terpenuhi pada tahun 2022,” kata Mari dikutip dari ANTARA.

Menteri ESDM Buka Peluang Kolaborasi Percepat Transisi Energi. (Foto: Freepik)
Indonesia telah menunjukkan komitmennya untuk mendukung pembangunan berkelanjutan di negara-negara berkembang, melalui inisiasi Global Blended Finance Alliances (GBFA) yang sejak tahun 2022 telah resmi diluncurkan. (Foto: Freepik)

Perubahan Iklim Tantangan Bersama dan Membutuhkan kolaborasi

Menurut dia, jarak yang jauh antara kebutuhan pendanaan pembangunan berkelanjutan yang dibutuhkan negara berkembang itu tidak akan bisa terpenuhi apabila tidak menerapkan skema pendanaan campuran. Itu karena isu perubahan iklim merupakan tantangan bersama yang membutuhkan kolaborasi seluruh pihak.

Baca juga: Pendanaan Campuran Bantu Negara Berkembang Wujudkan Transisi Energi

Lebih lanjut, Mari mengatakan Indonesia telah menunjukkan komitmennya untuk mendukung pembangunan berkelanjutan di negara-negara berkembang, melalui inisiasi Global Blended Finance Alliances (GBFA) yang sejak tahun 2022 telah resmi diluncurkan.

“Ini inisiatif Indonesia yang dilahirkan pada waktu G20 tahun 2022 di Bali,” kata Mari. Pemerintah Indonesia mengusulkan pembiayaan campuran (blended finance) untuk mendanai tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) internasional karena kebutuhan yang besar diperkirakan sekitar 4 triliun dolar AS per tahun.

Leave a comment