PT Pertamina terus mementingkan kenyamanan dan keamanan rakyat, dimana menjelang mudik lebaran 2023, pihak Pertamin memastikan kesiapan pasokan dan distribusi Bahan Bakar Minyak (BBM) serta LPG.
Selain itu, Pertamina juga akan menyiapkan beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang siap melayani masyarakat selama 24 jam penuh.
Pasalnya 123 juta orang pemudik diproyeksikan akan melakukan mudik lebaran 1444H/2023. Arus mudik diperkirakan akan didominasi oleh kendaraan pribadi baik mobil maupun motor.
Beberapa SPBU Beroperasi 24 Jam
Direktur Pemasaran Regional PT Pertamina Patra Niaga, Mars Ega Legowo Putra mengatakan pihaknya menyiapkan 1.500 outlet yang beberapanya beroperasi 24 jam yang didukung oleh 5.000 agen serta ribuan motor pengangkut BBM.
Ega juga mengungkapkan dalam menghadapi mudik lebaran 2023, pihaknya telah meningkatkan stok BBM yang berada di SPBU. Biasanya Pertamina hanya menyiapkan stok BBM di SPBU rata rata untuk kebutuhan 1,5-2 hari.
Namun menjelang mudik lebaran tahun ini, perusahaan menyiapkan build up stok untuk 3-4 hari.
“Karena ini juga kita tahu bahwa ini pengisian BBM ini perlu waktu sehingga apabila sering berpotensi menambah antrian jadi jauh-jauh hari sudah dilakukan build stok,”kata Ega.
Inspeksi pada Infrastruktur Pertamina Jelang Mudik
Mars Ega juga menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan inspeksi berkala pada infrastruktur perusahaan menjelang mudik lebaran. Misalnya di Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM), mobil tangki, dan awak mobil tangki itu sendiri.
“Kami juga memberi atensi khusus untuk wilayah remote area karena supply chain-nya berbeda di pulau terpencil di pegunungan jadi kami perlu meningkatkan buffer stocknya,” kata dia.
Penjualan BBM Pertalite Melonjak
Oleh karena itu, Mars Ega pun memprediksi bahwa di puncak arus mudik lebaran 2023, penjualan BBM jenis pertalite akan melonjak 6-10% dibanding dengan kondisi normal.
Kemudian untuk penjualan Solar Subsidi diprediksi akan mengalami penurunan, karena pada hari raya Idul Fitri, pemerintah biasanya akan melarang kendaraan jenis tertentu.
“Kedua, industri-industri banyak yang tutup jadi kebutuhan Solar untuk industri bersifat berkurang,” katanya.