PT PLN (Persero) menggandeng Tebian Electric Apparatus (TBEA) Co., Ltd, China untuk mengembangkan bisnis manufaktur kelistrikan dalam rangka mendukung percepatan transisi energi di Indonesia.
Kerja sama tersebut ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara PLN dan TBEA dalam rangkaian agenda Indonesia-China Business Forum (ICBF) di Beijing, China, Selasa (17/10).
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan seiring program transisi energi yang dijalankan pemerintah, membuat Indonesia secara bertahap beralih ke sumber energi baru terbarukan (EBT).
Target listrik berbasis ET menjadi 75 persen pada 2040
PLN juga terus menjalankan skenario transisi energi dengan menambah porsi pembangkit listrik berbasis ET menjadi 75 persen dan 25 persen dari gas alam pada 2040 melalui supergrid dan smartgrid.
Untuk mendukung itu, PLN menjalin kerja sama dengan perusahaan yang terbukti ahli dalam studi pengembangan usaha manufaktur peralatan maupun pembangkit listrik energi terbarukan.
“Kami membangun skenario transisi energi yang ambisius, tetapi kami tidak akan mampu menanggung beban ini sendirian sehingga perlu melakukan kolaborasi. Kolaborasi kebijakan, kolaborasi teknologi, kolaborasi inovasi, kolaborasi investasi, dan lainnya,” ujar Darmawan, Kamis (19/10).
Baca Juga: Fakta-Fakta Oklin Fia, Selebgram yang Viral Jilat Batang Es Krim
Ia menjelaskan melalui MoU itu, PLN dan TBEA akan bekerja sama dalam penelitian, pengembangan manufaktur peralatan dan infrastruktur kelistrikan hingga pembangkit listrik energi terbarukan meliputi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), pembangkit listrik tenaga air (PLTA), pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB), pumped storage hydropower, dan pembangkit listrik tenaga hidrogen di Indonesia.
Studi bersama
Studi bersama itu juga akan segera disusun untuk mempercepat transfer pengetahuan, bisnis, teknis hingga manajemen risiko dalam pengembangan pembangkit energi terbarukan.
“Proses pengembangan ini termasuk juga untuk meningkatkan kapasitas pegawai PLN tentang pengembangan teknologi dan bisnis energi terbarukan,” ujar Darmawan.
Dalam kesempatan itu, delegasi PLN juga meninjau langsung showroom TBEA untuk melihat produk kelistrikan dari perusahaan tersebut seperti teknologi EBT, transformator, switchgear, gas insulated switchgear, high voltage direct current hingga apparatus.
Sementara itu, President TBEA Huang Hanjie menjelaskan kerja sama dengan PLN merupakan pengembangan bisnis yang agresif bagi TBEA. Melihat rencana transisi energi yang dilakukan oleh PLN, menjadi peluang bisnis potensial bagi TBEA.
Baca Juga: Profil dan Biodata Gelandang Persib Levy Clement Madinda Fokus Menang di Kandang
Selain itu, TBEA juga tertarik untuk melakukan kerja sama investasi manufaktur peralatan infrastruktur ketenagalistrikan dalam rangka meningkatkan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) di Indonesia.
Sebagai perusahaan transmisi kelas dunia, TBEA menilai salah satu penguat pengembangan EBT ialah jaringan transmisi dan interkoneksi yang kuat dan fleksibel. Indonesia dengan sumber daya alam yang melimpah menjadi salah satu tonggak transisi energi dunia.
“Indonesia merupakan salah satu negara dengan potensi pembangunan yang agresif dan terdepan. Kami melihat kerja sama ini merupakan langkah yang baik untuk masa depan,” ujar Huang