Inversi.id – Perdana Mentri Israel, Benjamin Netanyahu merespon Presiden Prancis, Emmanuel Macron yang meminta Israel berhenti mengebom warga sipil di Gaza, Palestina. Justru Netanyahu menyalahkan Hamas atas jatuhnya korban sipil dalam perang yang terus berlangsung di Jalur Gaza.
“Tanggung jawab atas setiap kerugian terhadap warga sipil ada pada Hamas-ISIS, dan bukan pada Israel,” tegas Netanyahu dalam pernyataan yang dirilis oleh kantor PM Israel, seperti dilansir Al Jazeera dan The Times of Israel, Sabtu (11/11/2023).
Dalam pernyataannya, PM Israel itu tampak berusaha menyamakan Hamas dengan kelompok radikal Islamic State (ISIS). Netanyahu diketahui juga selalu menyebut Hamas, yang berkuasa di Jalur Gaza, sebagai organisasi teroris.
“Harus diingat bahwa Israel memasuki perang karena pembunuhan brutal oleh organisasi teroris itu terhadap ratusan warga Israel dan penyanderaan lebih dari 200 warga Israel,” sebutnya.
Israel melancarkan serangan udara tanpa henti terhadap Jalur Gaza, dan mengerahkan operasi darat untuk menumpas Hamas, selama sebulan terakhir.
Rentetan serangan ini dimaksudkan untuk merespons serangan mengejutkan Hamas pada 7 Oktober lalu, yang dilaporkan menewaskan sedikitnya 1.200 orang dan membuat lebih dari 240 orang lainnya disandera.
Laporan terbaru otoritas kesehatan Gaza menyebut sedikitnya 11.078 orang, kebanyakan warga sipil, tewas akibat rentetan serangan Israel. Angka itu mencakup lebih dari 4.500 anak-anak yang dilaporkan tewas.
Netanyahu dalam pernyataannya mengklaim bahwa Israel telah melakukan segala cara untuk tidak melukai warga sipil dalam perang melawan Hamas di Jalur Gaza.
Baca juga: Presiden Prancis Minta Israel Hentikan Mengebom Warga Sipil Gaza
“Sementara Israel melakukan segala upaya untuk tidak membahayakan warga sipil dan menyerukan mereka untuk meninggalkan area-area pertempuran, Hamas-ISIS melakukan segalanya untuk mencegah mereka bergerak ke wilayah aman dan menjadikan mereka sebagai tameng manusia,” kata Netanyahu.
Lebih lanjut, dia menyebut Hamas dengan kejam menyandera warga kami wanita, anak-anak, dan warga lanjut usia dan menuding kelompok militan yang menguasai Jalur Gaza itu telah melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Dia juga menuduh Hamas menggunakan sekolah, masjid, dan rumah sakit sebagai pusat komando teror. Oleh karena itu, Netanyahu menyerukan pemimpin dunia untuk mengecam Hamas, bukan Israel.
“Kejahatan yang dilakukan Hamas-ISIS saat ini di Gaza, besok akan dilakukan di Paris, New York, dan di seluruh dunia. Para pemimpin dunia harus mengecam Hamas-ISIS dan bukan Israel,” tegasnya.
Diberitakan sebelumnya, Presiden Prancis Emmanuel Macron meminta Israel agar menghentikan pengeboman terhadap warga sipil di Gaza.
Macron menegaskan tidak ada pembenaran untuk pengeboman terhadap warga sipil dan menyebut kematian hanya akan memicu kebencian.
Seruan Macron itu disampaikan dalam wawancara terbaru dengan media terkemuka Inggris, BBC, pada Jumat (11/11/2023) waktu setempat.
Macron mengatakan bahwa Israel memiliki hak untuk membela diri setelah serangan Hamas terjadi pada 7 Oktober, namun dia juga menambahkan bahwa: “De-facto -saat ini, warga sipil dibom – secara de-facto. Bayi-bayi ini, para wanita, orang-orang lanjut usia ini dibom dan dibunuh.”
“Jadi tidak ada alasan dan legitimasi untuk melakukan hal tersebut. Jadi kami mendesak Israel untuk menghentikannya,” tegas Macron dalam wawancara itu.