Sosok Muhammad Herindra
Cakap di bidang infanteri, itulah kesan mendalam dari sosok pria kelahiran Magelang, 30 November 1964 ini. Bagaimana tidak, sederet prestasi pernah dia embat.
Lahir di Kota Militer, julukan Magelang, ini seperti takdir mengetuk pria yang melanjutkan ke akademi militer selepas lulus dari SMA Negeri 1 Malang.
Di Akademi yang mencetak perwira TNI Angkata Darat ini, Herindra lulus dengan predikat terbaik dan meraih penghargaan Adhi Makayasa, sekaligus meraih Tri Sakti Wiratama, penghargaan sebagai lulusan terbaik yang diberikan di akhir pendidikan.
Anak dari ayahanda Letkol Inf (Purn) Drs Hudaya ini juga langsung mendapatkan anugerah pangkat Letnan Dua usai lulus dari Akademi Militer.
Lulus dari Lembah Tidar, Herindra banyak menghabiskan di satuan infanteri Korps Baret Merah atau Komando Pasukan Khusus (Kopassus), yakni Satuan Penanggulangan Teror (Satgultor) 81 sebagai Dansubtim 1 di Sat-81/Gultor, dan Dan Tim 1 di Sat-81/Gultor.
Bermula dari pangkat letnan dua sebagai Pa Org Lat Sima Grup 2, Herindra beralih sebagai Komandan Peleton di Grup 1/Pra Komando, selanjutnya Komandan Unit 2 di Grup 1/Para Komando.
Baca juga: Wamenhan: Kondisi Alat Perang Mutakhir Dalam Mendukung Tugas TNI
Karier Herindra terus meningkat, ia dipercaya menjadi Komandan Resimen 62 Yon 32 di Grup 3/Sandhi Yudha, ketika itu ia berpangkat Mayor. Di Korps Baret Merah ini sejumlah jabatan menjadi tanggungjawabnya, antara lain Perwira Seksi 2 Yon 2/1/Grup 2 Kopassus, Kepala Urusan Latihan Khusus Staf Operasi Kopassus, dan Perwira Pelatih Sat-81/Gultor.
Mendapat kenaikan pangkat Letnan Kolonel (Letkol) seiring dengan makin besar tanggungjawabnya dalam tugas. Ia didapuk sebagai Komandan Detasemen Bannik Grup 5 Kopassus, Komandan Batalyon 52 Grup 5 Kopassus, Komandan Batalyon Bantuan Sat-81/Gultor, Perwira Pembantu Madya Pengamanan Staf Intelijen Kodam I/Bukit Barisan, Komandan Kodim 0303/Bengkalis, kemudian menjadi Wakil Komandan Resimen Taruna Akmil.
