Keributan yang terjadi di Jalan Ampera, Babakan, Setu, Tangerang Selatan (Tangsel) pada 5 Mei 2024 ketika sejumlah mahasiswa sedang mengadakan doa bersama (Rosario) sesuai ajaran Katolik.
Dirjen Bimas Katolik Suparman usai rapat koordinasi di Kantor Polres Tangerang Selatan, Senin, 6 Mei 2024, katakan pihaknya mengajak untuk menjaga kedamaian.
“Saya mengajak umat Katolik untuk terus menjaga kedamaian, semangat toleransi, dan kerukunan antarumat beragama,”jelas Dirjen Bimas Katolik Suparman usai rapat koordinasi di Kantor Polres Tangerang Selatan, Senin, 6 Mei 2024.
Rapat yang dihadiri oleh Dirjen Bimas Katolik, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Tangerang Selatan, Kapolres Tangerang Selatan, Pastor Kepala Paroki Santo Barnabas Pamulang, dan perwakilan Kantor Kemenag Tangerang Selatan, serta sekitar 20 perwakilan ormas dari 300 orang yang hadir, termasuk ormas PETIR dari wilayah Papua, Maluku, NTT, Kalimantan, Bali, dan NTB, Gerakan Taruna Nusantara (GTN), Ormas Pemuda Katolik, dan kuasa hukum korban.
Baca Juga: Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat, Kuota Haji Sudah Penuh
Suparman menjelaskan, dilansir dari laman kemenag.go.id, bahwa pertemuan tersebut bertujuan menciptakan suasana kondusif dan damai di tengah masyarakat. Umat Katolik diminta untuk bijak dan hati-hati dalam menyikapi situasi tersebut.
“Saat ini di tempat kejadian sudah kondusif. Mahasiswa sudah melakukan kegiatan sehari-hari seperti kuliah dan bekerja dengan baik. Sambil menunggu pihak kepolisian bekerja, umat Katolik diharapkan bijak dan hati-hati, tidak terhasut, serta tidak terprovokasi dalam menyikapi peristiwa ini,” ujar Suparman.
Suparman menegaskan dukungan dan kerja sama untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, sembari berharap agar insiden ribut antarwarga tidak terulang.