INVERSI.ID– Rupiah dibuka melemah 4 poin atau 0,03 persen menjadi Rp15.210 per dolar AS dari posisi sebelumnya Rp15.206.
Pengamat pasar uang, Ariston Tjendra, memprediksi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu (2/10) mengalami tekanan akibat ketegangan geopolitik di Timur Tengah, terutama setelah serangan Iran ke Israel yang mendorong aksi safe haven.
Menurut Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih, IHSG diperkirakan akan bergerak dalam rentang 7.550 hingga 7.680 sepanjang hari. Hal ini seiring sentimen dari dalam negeri dan global yang mempengaruhi pasar.
“IHSG hari ini (02/10) diprediksi bergerak melemah dalam range 7.550 sampai 7.680,” ujar Ratih dikutip dari ANTARA.
Baca juga:Harga Emas Antam Naik Rp12.000 pada Rabu (2/10)
Hal ini menandakan daya beli masyarakat yang melemah, tercermin dari deflasi bulanan yang berlanjut selama lima bulan berturut-turut.
Dari global, penurunan di bursa saham Amerika Serikat (Wall Street) dipicu oleh meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah, dengan Iran meluncurkan serangan rudal balistik ke Israel, serta kenaikan harga minyak mentah WTI sebesar 2,44% ke level 69,83 dolar AS per barel.
Baca juga: SMF Biayai 10 homestay di Pahawang Senilai Rp600 Juta
“Sentimen pasar terhadap aset berisiko terlihat negatif, indeks saham AS dan Eropa ditutup turun. Serangan Iran ke Israel menaikkan ketegangan di Timur Tengah, memicu aksi safe haven,” kata Ariston kepada ANTARA.
Ariston menjelaskan bahwa sentimen negatif terhadap aset berisiko terlihat dari penurunan indeks saham di AS dan Eropa.
Meskipun demikian, pasar Asia pada pagi ini bergerak lebih stabil, dengan beberapa indeks menguat dan mata uangnya menguat terhadap dolar AS. Hal ini diperkirakan bisa menahan pelemahan lebih lanjut pada rupiah.
Ia juga menambahkan bahwa pasar mungkin melihat Iran tidak akan mendapat dukungan internasional jika terlibat lebih jauh dalam konflik, yang dapat membantu meredakan sentimen negatif.
Baca juga:Harga Emas Antam Naik Rp12.000 pada Rabu (2/10)
Untuk proyeksi, Ariston memperkirakan rupiah bisa melemah ke arah Rp15.250 per dolar AS, namun ada kemungkinan penguatan ke level Rp15.180 per dolar AS.
“Pasar mungkin melihat kalau Iran tidak akan mendapat dukungan internasional bila terjun dalam perang,” ujarnya.