Sejarah Berdiri Masjid Aolia Gunungkidul, Viral Usai Tentukan Lebaran Via Telepon Allah

By DP
4 Min Read
Jemaah Masjid Aolia Gunungkidul masih menjadi perbincangan publik setelah menetapkan Hari Raya Idulfitri lebih awal dibandingkan pemerintah. (Foto: Pixabay)

Jemaah Masjid Aolia Gunungkidul masih menjadi perbincangan publik setelah menetapkan Hari Raya Idulfitri 1445 H lebih awal dibandingkan pemerintah. Jemaah Masjid Aolia Gunungkidul melaksanakan Salat Idulfitri 1 Syawal 1445 H pada tanggal 5 April 2024.

Sosok Imam jemaah Masjid Aolia Gunungkidul yang bernama KH. Ibnu Hajar Pranolo atau lebih akrab disapa Mbah Benu, menjadi pusat perhatian di media sosial. Mbah Benu ternyata menggunakan pendekatan budaya dalam menyebarkan kepercayaannya kepada masyarakat.

Mbah Benu sempat mengeluarkan pernyataan bahwa dia “telepon langsung” ke Allah sebelum menetapkan hari Lebaran tersebut. Namun, kemudian dia mengklarifikasi bahwa maksud dari “telepon” tersebut adalah pengalaman spiritual.

- Advertisement -

Baca Juga: Pengakuan Imam Masjid Aolia Gunungkidul soal Lebaran, Mbah Benu: Saya Telepon Allah

Mbah Benu dikenal di kalangan warga sekitar sebagai figur yang berpengaruh. Sejak tahun 1980-an, dia telah tinggal di Dusun Panggang III, Desa Giriharjo, Kecamatan Panggang Gunungkidul.

Mbah Benu menggunakan pendekatan budaya lokal dalam menyebarkan kepercayaannya, termasuk dalam membangun Masjid Aolia yang dimulai pada tahun 1984.

Baca Juga: Ini Tanggapan MUI soal Jamaah Masjid Aolia Gunungkidul Lebih Awal Lebaran

Hal ini didukung oleh hasil penelitian ilmiah Mohammad Ulyan, seorang mahasiswa Magister Pendidikan Agama Islam di IAIN Puwokerto pada tahun 2017, yang berjudul “Dekonstruksi Mitos Kanjeng Ratu Kidul dalam Pendidikan Akidah Perspektif KH Raden Ibnu Hajar Shaleh Pranolo 1942-Sekarang”.

Leave a comment