Sejarah Masjid Aolia Gunungkidul
Masjid Aolia Gunungkidul memiliki desain klasik, seolah telah berdiri sejak abad ke-19. Kubah masjid memiliki bentuk mirip dengan kuali terbalik yang mempercantik puncaknya.
Jendela-jendela masjid berbentuk lingkaran berdiameter 90 cm. Sebagian besar jendela berhias dengan ornamen kaligrafi kuning dan hijau. Ornamen perpaduan warna kontras ini sangat mencolok para pengunjung di sekitar.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) memberikan peringatan kepada jemaah Masjid Aolia di Gunungkidul, Yogyakarta, yang menetapkan 1 Syawal 1445 H pada Jumat, 5 April 2024. Teguran MUI bukan pada keputusan Hari Raya Idulfitri yang lebih awal, melainkan klaim telah menelepon Allah SWT.
Ketua MUI, Asrorun Ni’am, menilai pernyataan pimpinan jemaah Aolia, Raden Ibnu Hajar Pranolo alias Mbah Benu, sebagai kesalahan yang perlu dikoreksi.
Baca Juga: Fakta-fakta Jamaah Masjid Aolia Gunungkidul Gelar Salat Idul Fitri Lebih Awal
“Kasus di sebuah komunitas di Gunungkidul itu jelas kesalahan, perlu diingatkan. Bisa jadi dia melakukannya karena ketidaktahuan, maka tugas kita memberi tahu, kalau dia lalai, diingatkan,” kata Ni’am.
Ni’am menyatakan bahwa praktik agama semacam itu dapat dianggap menyimpang jika dilakukan dalam kondisi kesadaran penuh. Menurutnya, jika praktik tersebut dilakukan dengan keyakinan yang kuat, hal itu dapat dianggap sebagai tindakan yang tidak benar menurut syariah.
“Kalau praktik keagamaan itu dilakukan dengan kesadaran dan menjadi keyakinan keagamaannya, maka itu termasuk pemahaman dan praktik keagamaan yang menyimpang, mengikutinya haram,” katanya.
Baca Juga: Profil dan Biodata Gelandang Persib Levy Clement Madinda Fokus Menang di Kandang
Putra kelima pimpinan jemaah Masjid Aolia, Daud Mastein, sebelumnya menyatakan bahwa pernyataan ayahnya hanyalah sebuah kiasan semata.
Mbah Benu juga menjelaskan bahwa pernyataannya tentang “menelepon Allah SWT” hanyalah sebuah kiasan.
“Terkait pernyataan saya tadi pagi tentang istilah menelepon Allah SWT itu sebenarnya hanya istilah, dan yang sebenarnya adalah perjalanan spiritual saya kontak batin dengan Allah SWT,” kata Mbah Benu.
“Apabila pernyataan saya menyinggung atau tidak berkenan, saya mohon maaf sebesar-besarnya kepada semua pihak,” tutupnya.