Berdasarkan riset yang dibuat oleh para peneliti dari Penn State University menyebut sejumlah negara akan menghadapi panas ekstrem bila suhu global bertambah 1,5 derajat Celsius. Hal ini akan mengakibatkan sejumlah wilayah tersebut tidak akan lagi layak ditempati manusia.
Berdasarkan riset itu disebutkan, sekitar kurang lebih 2,2 miliyar orang di Pakistan serta Lembah Sungai Indus, India, dan 1 miliyar orang di Cina Timur, serta 800 juta orang di Afrika sub-Sahara, kemungkinan akan mengalami suhu panas yang melebihi batasan toleransi manusia.
Diperkirakan suhu panas tersebut juga akan meluas ke bagian timur serta tengah Amerika Serikat bila temperatur Bumi bertambah 3 derajat Celcius di atas temperatur masa pra-industri.
Penduduk Florida, New York, Houston serta Chicago diprediksi akan menanggung tingkatan kelembapan yang sangat beresiko. Sedangkan panas ekstrem dapat menjadi malapetaka untuk mereka yang tinggal di sebagian negeri Amerika Serikat serta Australia.
Baca juga: Fakta Fakta Bumi Disebut Masuk Era Mendidih Global yang Disebut Biden Sebagai Pembunuh Utama
Yang sangat mengkhawatirkan, banyak daerah yang terdampak buruk suhu panas ini merupakan negara-negara berpenghasilan rendah hingga menengah yang mungkin besar masyarakatnya tidak mempunyai akses ke pendingin ruangan.
Selanjutnya dengan skenario terburuk di mana suhu global meningkat 4 derajat Celsius, maka kota pelabuhan Al Hudaydah di Yaman yang merupakan rumah bagi lebih dari 700.000 orang di Laut Merah, dipastikan seluruh wilayahnya akan tidak layak huni. Dengan demikian penduduk di sana akan menghadapi suhu melebihi batas toleransi manusia selama 300 hari dalam setahun.