Siap-siap! Petaka Mengerikan Ini Bakal Mengintai RI, BMKG Spill Tanda-Tandanya

By DP
6 Min Read
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengingatkan tentang dampak yang timbul akibat perubahan iklim, yang juga menjadi topik yang sering muncul dalam pemberitaan media dan diskusi di berbagai platform media sosial tahun ini. (Foto: Pixabay)

Ancaman Perubahan Iklim Bagi Bumi

BMKG telah beberapa kali memperingatkan tentang ancaman perubahan iklim bagi bumi.

Dwikorita menjelaskan bahwa salah satu dampak perubahan iklim adalah gangguan pada ketahanan pangan akibat kekeringan ekstrem dan kekurangan air yang menjadi masalah global. Hal ini diprediksi akan berlanjut dalam beberapa waktu ke depan.

Dia menambahkan bahwa indikator tekanan pada ketahanan pangan yang dipengaruhi oleh kekurangan air menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah di dunia akan mengalami tingkat kerentanan yang tinggi pada pertengahan abad ini, terutama pada tahun 2050-an.

- Advertisement -

Dwikorita juga mengutip data dari World Meteorological Organization (WMO) yang mencatat bahwa tahun 2023 merupakan tahun dengan suhu rata-rata tertinggi yang pernah tercatat dalam sejarah.

“Kondisi ini tidak pernah terjadi sebelumnya, di mana heatwave (gelombang panas) terjadi banyak tempat secara bersamaan. Bulan Juni hingga Agustus merupakan tiga bulan terpanas sepanjang sejarah dan bulan Juli 2023 menjadi bulan paling panas. Ini menjadikan tahun 2023 berpeluang menjadi tahun terpanas sepanjang sejarah pencatatan iklim, mengalahkan tahun 2016 dan tahun 2022,” paparnya.

“Situasi ini dampak perubahan iklim yang juga memberi tekanan tambahan pada sumber daya air yang sudah langka dan menghasilkan apa yang dikenal dengan water hotspot. Dan meningkatkan kerentanan stok pangan dunia,” tambahnya.

Baca Juga: BMKG Imbau Cuaca Perairan Selatan Banten Kurang Bersahabat, Gelombang 2,50 Meter

Dwikorita menegaskan bahwa diperlukan kerja sama dari semua pihak untuk melakukan mitigasi terhadap dampak perubahan iklim.

Ini termasuk langkah-langkah seperti penghematan energi dan air, pengelolaan sampah, pengurangan penggunaan energi fosil, peningkatan kendaraan listrik, pengurangan penggunaan plastik sekali pakai, penanaman pohon, dan restorasi hutan mangrove.

“Implementasi strategi mitigasi dan adaptasi harus digencarkan di seluruh wilayah Indonesia tanpa terkecuali. Apalagi, suhu udara permukaan di Indonesia diproyeksikan akan terus naik di masa yang akan datang,” tandasnya.

Leave a comment