Target Net Zero Emission Inggris, ‘lebih sulit dicapai’ setelah pidato PM Rishi Sunak

By dwi kurnia
4 Min Read
nggris akan merasa lebih sulit untuk memenuhi target iklimnya setelah perubahan kebijakan perdana menteri bulan lalu, demikian peringatan para penasihat pemerintah. (Foto: bbc)

Inggris akan merasa lebih sulit untuk memenuhi target iklimnya setelah perubahan kebijakan perdana menteri bulan lalu, demikian peringatan para penasihat pemerintah.

PM Rishi Sunak mengatakan tinjauannya terhadap janji-janji hijau adalah tentang mengutamakan “kepentingan jangka panjang negara kita”.

Namun Komite Perubahan Iklim atau Climate Change Committee mengatakan “pelonggaran” kebijakan iklim utama yang dilakukan PM telah menghambat kemajuan baru-baru ini di bidang lain walaupun Pemerintah mengatakan mereka yakin Inggris akan memenuhi komitmennya.

- Advertisement -

Dampak Buruk Kurangnya Ambisi Perubahan Net Zero Emission


Komite Perubahan Iklim juga memperingatkan dampak buruk dari “berkurangnya ambisi” pemerintah terhadap kepercayaan konsumen dan investasi, dan mencatat bahwa beberapa perubahan yang dilakukan Sunak sebenarnya akan meningkatkan tagihan rumah tangga, seperti yang dilansir laman bbc.

Baca Juga: Fakta-Fakta Oklin Fia, Selebgram yang Viral Jilat Batang Es Krim

Mereka mendesak pemerintah untuk “menegaskan kembali kepemimpinan Inggris yang kuat dalam perubahan iklim” – yang menurut mereka telah hilang.

Penilaian terhadap kemajuan Inggris dalam mencapai tujuan iklimnya mengikuti serangkaian perubahan kebijakan yang diumumkan oleh perdana menteri pada akhir September.

Hal ini termasuk mencabut larangan penjualan mobil berbahan bakar bensin dan diesel baru pada tahun 2030 hingga 2035 dan mengubah aturan penghentian penggunaan boiler berbahan bakar gas dan minyak.

Komite Perubahan Iklim mengatakan, pihaknya telah menghitung angka-angka tersebut dan dampak terbesar akan datang dari janji Sunak bahwa satu dari lima rumah tidak akan pernah diharuskan beralih dari pemanas berbahan bakar fosil.

Hal ini berarti masih banyak lagi rumah di Inggris yang masih dapat menghasilkan emisi karbon dioksida (CO2) dari sistem pemanasnya pada tahun 2050 – batas waktu komitmen yang mengikat secara hukum bagi Inggris untuk mencapai emisi nol karbon.

Net zero adalah kondisi ketika suatu negara tidak menambah gas rumah kaca seperti CO2 ke atmosfer.

Sunak mengatakan bahwa dia “sangat tegas” dalam mempertahankan target nol bersih pada tahun 2050, namun komite tersebut memperingatkan bahwa pengecualian baru akan membuat target tersebut “jauh lebih sulit untuk dicapai”.

Dikatakan bahwa perubahan tersebut juga akan menciptakan ketidakpastian bagi konsumen dan rantai pasokan.

Pemerintah Meningkatkan Hibah Pompa Panas

Pemerintah memang meningkatkan hibah yang ditawarkan kepada rumah-rumah untuk memasang pompa panas dari 5.000 poundsterling menjadi 7.500 poundsterling, atau setara dari 95 juta rupiah menjadi 143 juta rupiah. Dikatakan bahwa hal ini akan mendorong masyarakat untuk beralih dari boiler bahan bakar fosil, yang berarti lebih banyak orang dapat memperoleh manfaatnya.

Namun Komite Perubahan Iklim mencatat bahwa keseluruhan anggaran tidak meningkat, sehingga lebih sedikit rumah yang dapat dilayani oleh skema tersebut.

Baca Juga: Profil dan Biodata Gelandang Persib Levy Clement Madinda Fokus Menang di Kandang

Menunda larangan penjualan kendaraan berbahan bakar bensin dan diesel baru hanya akan berdampak kecil pada emisi, menurut Komite Perubahan Iklim.

Sebab, pemerintah menegaskan perusahaan mobil tetap wajib memenuhi kuota penjualan mobil listrik yang ketat.

Berdasarkan mandat Kendaraan Nol Emisi ini, 80% mobil baru yang dijual di Inggris pada tahun 2030 harus memiliki emisi nol.

Namun, Komite Perubahan Iklim mengatakan pihaknya khawatir perubahan tanggal larangan tersebut dapat merusak kepercayaan konsumen terhadap kendaraan listrik dan berpotensi membahayakan investasi asing di bidang manufaktur Inggris.

Leave a comment