Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj menolak tegas kehadirian timnas Israel di Piala Dunia U-20 2023.
Pasalnya Indonesia batal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. FIFA mengeluarkan penyataannya pada Rabu, 29 Maret 2023.
Tercantum dalam Al-Quran
Menurut Said Aqil bahwa penolakan terhadap Israel memang tak bisa ditawar lagi, karena telah tercantum dalam Al-Qur’an. Said mengatakan penolakan kehadiran Israel juga ditegaskan oleh banyak kiai.
“Saya pribadi dan banyak sekali kiai seperti saya, menolak kedatangan Israel. Itu Al-Qur’an. Kita ini manusia, siapa sih kita bisa melawan Al-Qur’an. Itu ada ayatnya,” kata Said.
Bahkan penolakan ini juga menurut Said Aqil sebagai bentuk konsistensi keberpihakan Indonesia terhadap Palestina, sebagai negara Islam yang berkonflik dengan Israel.
“Tiap hari membunuh orang Palestina, apa mau kita temani temuin orang begitu. Ini keberpihakan kita terhadap Palestina,” ungkapnya.
Kehadiran Israel Tidak Merugikan Palestina
Berbeda dengan Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya justru mempertanyakan sejumlah pihak yang menolak kehadiran timnas Israel dalam m Piala Dunia U-20 yang akan berlangsung Mei hingga Juni mendatang.
Bahkan Yahya juga menegaskan bahwa kehadiran mereka tak akan merugikan Palestina.
“Kalau kita cuma menolak Israel, ‘Jangan datang!’, habis itu tidur, apa gunanya buat Palestina? Enggak ada gunanya juga,” kata Yahya.
Alasan FIFA Batalkan Indonesia Tuan Rumah Piala Dunia U-20
Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir akhirnya mengungkapkan alasan utama FIFA membatalkan Indonesia jadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.
Erick Thohir mengatakan bahwa penolakan kepala daerah terhadap Tim Nasional Israel dipandang sebagai bentuk intervensi pemerintah oleh Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA).
“FIFA ini kan otoritas tertinggi sepak bola di dunia, tentu dengan segala keberatan-keberatan yang sudah disampaikan tentu FIFA melihat ini sebuah, ya kalau dibilang, sebuah intervensi,” kata Erick di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat, 31 Maret 2023.
Dalam kesempatan itu, Erick Thohir juga mengingatkan bahwa FIFA sering menjatuhkan sanksi ke federasi sepak bola akibat intervensi yang dilakukan oleh pemerintah.