Pada Minggu malam yang gelap di tanggal 5 Mei 2024, Dermaga Muara Baru di Jakarta Utara menjadi saksi dari tragedi memilukan yang mengakibatkan tiga nyawa Anak Buah Kapal (ABK) melayang.
Antonius Monas, seorang mekanik kapal; Hendri, mekanik mesin pendingin; dan Khoirul Umam, Kepala Kamar Mesin di Kapal Motor Rezeki Melimpah 18, adalah ketiga korban yang tak bernyawa lagi setelah kebakaran melanda.
Informasi dari Satriadi kepada awak media mengungkap bahwa korban-korban tersebut ditemukan oleh Tim Rescue Damkar pada hari Senin.
“Korban tewas ditemukan Team Rescue Damkar esok harinya (Senin)” kata Satriadi kepada awak media.
Kebakaran diduga dipicu oleh ledakan mesin pendingin (freezer) di kapal Motor Rezeki Melimpah 18 saat sedang melakukan proses bongkar muat. Sayangnya, ketiga korban tak berkesempatan untuk menyelamatkan diri dari kobaran api yang menyambar begitu cepat.
Menurut Satriadi, saat sedang melakukan proses bongkar muat ikan, mesin freezer dalam keadaan hidup dan kemudian meledak.
“Saat bongkar muat ikan, mesin freezer dalam keadaan hidup dan kemudian meledak,” ujar Satriadi.
Kapal Terbakar
Sementara itu, tiga kapal yang menjadi korban dalam peristiwa tragis ini adalah Kapal Motor Rezeki Melimpah 18, Kapal Motor Bahari, dan Kapal Motor Rezeki Malindo.
Laporan kebakaran pertama kali diterima oleh petugas di RT 20/RW17, Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, pada pukul 14.47 WIB.
Tidak tanggung-tanggung, sebanyak 13 unit mobil pemadam dan 65 personel langsung dikerahkan untuk upaya pemadaman api.
Api Berhasil Dipadamkan
Proses pemadaman berhasil dikendalikan pada pukul 15.30 WIB, diikuti dengan upaya pendinginan hingga pukul 15.43 WIB.
Meski demikian, perjuangan petugas pemadam yang gigih berlanjut hingga larut malam. Kebakaran akhirnya berhasil dipadamkan pada pukul 22.49 WIB, setelah menyisakan luka yang mendalam bagi keluarga korban dan juga seluruh komunitas maritim di sekitar Dermaga Muara Baru.
Tragedi ini menjadi pengingat akan risiko yang selalu mengintai dalam profesi maritim, serta kebutuhan akan upaya pencegahan yang lebih ketat untuk mencegah kejadian serupa terulang di masa depan. (****)