Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) mengeluarkan pernyataan resmi terkait meninggalnya pemain China, Zhang Zhi Jie, saat bertanding dalam kejuaraan BNI Badminton Asia Junior Championships 2024.
Dalam pernyataan yang diunggah pada Selasa, 2 Juli 2024, BWF menyatakan bahwa mereka memiliki seperangkat pedoman dan instruksi medis. Namun, penerapan protokol dan praktik medis diserahkan kepada badan pengelola yang menjadi tuan rumah turnamen.
“Meskipun Kejuaraan Bulu Tangkis Junior Asia berada di bawah yurisdiksi Badminton Asia, BWF memiliki seperangkat pedoman dan instruksi medis yang dapat digunakan oleh badan pengatur lain (regional atau nasional) yang menjadi tuan rumah turnamen yang disetujui BWF. Namun, cara penerapan protokol dan praktik medis ini di lokasi acara bergantung pada masing-masing badan pengelola,” demikian pernyataan resmi BWF.
Baca Juga: Biodata dan Profil Zhang Zhi Jie, Pebulutangkis China Meninggal saat Bertanding di Yogyakarta
“BWF menunggu laporan resmi dari Badminton Asia dan Komite Penyelenggara Lokal untuk menilai apakah prosedur medis yang benar telah diikuti dalam memberikan bantuan kepada Zhang ketika dia terjatuh di lapangan,” lanjut laporan itu.
Zhang Zhi Jie pingsan saat bertanding melawan pemain Jepang, Kazuma Kawamo, pada babak penyisihan Grup D di GOR Amongrogo, Yogyakarta, Minggu, 30 Juni 2024.
Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa Zhang Zhi Jie meninggal karena henti jantung mendadak.
BWF menjadi sorotan setelah mendapat kritik mengenai standar penanganan medis.
“Menurut pedoman, dokter turnamen di bawah arahan wasit mempunyai tanggung jawab untuk merespons keadaan darurat di lapangan, termasuk dugaan serangan jantung, dan dalam skenario ini, memberikan intervensi hingga layanan medis yang tepat tersedia (misalnya ambulans),” tulis BWF, dilansir dari Antara.
Baca Juga: Ini Jadwal Lengkap BWF World Tour Finals 2023
“Saat menerapkan pedoman ini, ditekankan bahwa semua personel harus siap setiap saat untuk merespons semua intervensi medis yang diperlukan, termasuk keadaan darurat, sesegera mungkin,” katanya.
BWF mengatakan akan mengambil langkah yang diperlukan untuk meninjau masalah ini secara menyeluruh dengan berkonsultasi dengan Badminton Asia dan Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI).
“Setelah peninjauan kami selesai, kami akan menentukan apakah aspek tertentu dari pedoman ini perlu diubah,” kata BWF.
“Tinjauan yang sudah ada, yang dimulai awal tahun ini, mengevaluasi kebijakan dan prosedur BWF mengenai intervensi darurat oleh dokter turnamen untuk memastikan perawatan yang paling tepat dan tepat waktu, akan mencakup temuan dari penilaian BWF dan laporan Badminton Asia,” tutup Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) .