Olahraga Tradisional ASEAN Banyak Kesamaan, Unjuk Gigi depan Candi Prambanan

By Syahrul Munir
8 Min Read
Peserta memeragakan permainan Gasing di ASEAN Sports Day 2024. (FOTO: Humas Deputi 3 Kemenpora)

Puluhan pelajar dari berbagai sekolah di Kabupaten Sleman sangat antusias menyaksikan festival olahraga tradisional ASEAN di depan Candi Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat (10/8/2024) sore.

Setidaknya tujuh delegasi negara Kawasan Asia Tenggara berpartisipasi dalam pertunjukan pada rangkaian event ASEAN Sports Day 2024 memamerkan olahraga tradisional pada penonton di sekitar Kawasan Candi Prambanan.

Memang, event pesta olahraga tradisional ASEAN itu menjadi salah satu daya tarik pengunjung Candi Prambanan lantaran mendapat suguhan pertunjukan spesial, dengan permainan lokal atau yang biasa disebut permainan tradisional.

- Advertisement -

Adalah Brunei Darussalam menjadi penampil pertama dalam olahraga tradisional ASEAN yang menunjukkan permainan gasing dengan beragam desain dan ukuran. Gasing yang paling besar terbuat dari kayu dengan desain bundar pada bagian tengahnya terdapat pentol sebagai alas memutar.

Untuk gasing besar ini berbeda cara mainnya. Sedangkan dua gasing lainnya ukuran lebih kecil dan proses berputar menggunakan tali yang diikat ke gasing tersebut. Setelah ikatan kuat, gasing dilempar ke arena sehingga berputar.

Setidaknya ada enam gasing yang menjadi permainan tradisional masyarakat Brunei Darussalam. Keenam itu adalah gasing ubah tuai di sunggol, gasing besar (tradisi), pangkah banyak uri, gasing lunjong, gasing Borneo disiut, gasing Borneo Gurau di Tanah.

“Ini gasingnya kok sama dengan mainan kita,” ujar pelajar SMA di Kabupaten Sleman nyeletuk pada temannya saat menyaksikan pertarungan tersebut.

Baca juga: Tekan Penggunaan Gadget pada Anak, Kemenpora Kencangkan Olahraga Tradisional

Permainan gasing ini pun sangat popular di kalangan masyarakat tanah Jawa. Ambil contoh, di Yogyakarta terdapat permainan tradisional gasingan, yang sangat mirip. Hanya saja, bentuk gasingan lebih kecil dan saat berputar mengeluarkan bunyi-bunyian.

Perwakilan Malaysia memperagakan olahraga tradisional Rebut Negeri dalam ASEAN Sports Day 2024 di kawasan Candi Prambanan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. (FOTO: Humas Deputi 3 Kemenpora)

Kemudian Malaysia menurunkan olahraga tradisional Rebut Negeri, dalam olahraga tradisional ASEAN tersebut. Permainan ini sejenis permainan tarik tambang yang menggunakan tubuh peserta. Permainan ini melibatkan tiga peserta dengan masing-masing memegang kuat tubuh mereka agar tidak terseret masuk ke daerah lawan. Kalau sudah sampai melewati garis pembatas di tengah, peserta dianggap kalah.

Satu jenis olahraga tradisional Malaysia yang menyedit perhatian penoton. Yakni olahraga menggiring roda almunium dengan kayu. Roda dengan memanfaatkan velg motor bekas itu menggelinding dengan kayu menghimpit di sela-sela velg.

“Kalau kayunya lepas, maka wasit akan mendiskualifikasi pertandingan,” ujarnya.

Para peserta pun bangkit dari tempat duduk, dan mencoba olahraga tradisional Malaysia ini satu persatu. Tidak semua peserta yang mencoba olahraga tradisional ini bisa selamat sampai ke garis finish.

Mayoritas velg almunium itu ngeloyor ke luar lintasan, meski ada dua penonton yang berhasil mengendalikan laju velg tersebut.

Leave a comment