Kadang Kadang Sabao Mirip Egrang
Filipina menampilkan Kadang Kadang Sabao, olahraga kecepatan menggunakan batok kelapa yang dibelah dua sebagai alas kaki. Pada bagian tengah batok kelapa itu dilubangi dan dipasang tali plastik untuk mempermudah kecepatan.
Permainan ini pun sama dengan olahraga tradisional Egrang batok.
Egrang ini menggunakan tempurung kelapa atau bambu sebagai pijakan dan diberi tali pengait untuk mengangkat kaki sebagai pijakan. Sementara tambang yang terikat di batok itu sebagai pegangan tangan agar bisa lebih stabil saat melangkah.
Permainan egrang batok biasanya dijadikan ajang kompetisi berupa balapan dan pemenangnya adalah peserta yang sampai garis finis lebih dulu tanpa terjatuh.
Timor Leste menampilkan permainan Hanak Kalid. Hanak kalid ini permainan tradisonal menggunakan biji pohon sedikit keras berbentuk bundar seperti jengkol. Permainan ini bisa dilakukan maksimal delapan orang.
Caranya, para peserta memegang satu biji untuk alat pelontar yang diarahkan ke sasaran. Jika lemparan biji tersebut mengenai sasaran maka menjadi pemenang. Tak kalah serunya penampilan dari Kamboja yang membawakan KUN Lbokator.
Performa andalan ini terdiri dari tiga orang lelaki bertelanjang dada. Dua diantaranya memegang senjata parang dan tameng. Sementara seorang lainnya tangan kosong.
Permainan ini mirip dengan bela diri dengan jurus pukulan yang mengandalkan tenaga dan kecepatan. Setelah unjuk kebolehan, mereka bertarung satu sama lain mirip film silat dengan irama musik tradisional. Penonton pun berteriak saat salah satu dari mereka terjatuh terkena pukulan keras.
Sementara Thailand menampilkan Wai Kru. Wai Kru merupakan gerak tubuh yang sebenarnya ritual yang dilakukan sebelum pertandingan Muay Thai. Muay Thai sendiri identik dengan Thailand. Kata “Wai” berarti memberi hormat, sedangkan “Kru” berarti guru. Jadi, Wai Kru secara harfiah berarti memberi hormat kepada guru.
Indonesia selaku tuan rumah tampil berbeda dengan permainan masyarakat Bangka Belitung, Bal Lipang Sahang. Penampilan ini sebagai penutup dari rangkaian festival di ASEAN Sports Day 2024.
Bangka Belitung menjadi peserta terbaik pada Festival Olahraga Tradisional Nasional di Parigi Moutong, Juli 2024 lalu. Permainan ini biasa main saat panen lada putih maupun hitam. Seting lapangan permainan ini pun mirip ladang lada.
Pertandingan dilakukan oleh dua orang yang memegang karung untuk menangkap bola dari lawan. Kemudian mereka juga menyerang dengan melemparkan bola ke arah lawan menggunakan karung yang sama. Jika bola jatuh ke tanah, maka lawan mendapatkan poin.