Penggunaan gadget dalam waktu berlebihan di kalangan anak-anak sempat mencuat dalam sesi tanya jawab International Workshop pada kegiatan ASEAN Sports Day 2024 di Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat (9/8/2024).
Salah seorang peserta workshop dari tujuh delegasi sempat menanyakan soal penggunaan gadget khususnya main game online berlebihan di kalangan anak sekolah menjadi masalah. Ketergantungan dengan gadget itu membuat anak sekarang sangat minim melakukan Gerakan fisik alias olahraga.
Pertanyaan penggunaan gadget pada anak ini meluncur dalam sesi pembicara Project Manager Department International Region dari Japan Sports Council Sato Sho. Ia mengatakan tidak ada kebijakan spesifik yang dilakukan pemerintah di negaranya Jepang terkait penggunaan gadget pada anak-anak.
Regulasi pemerintah terkait pembatasan penggunaan gadget itu juga tidak bisa dilakukan dengan alasan bukan persoalan publik, akan tetapi lebih privat. “Ini memang isu yang sangat bagus, akan tetapi kebijakan ini tergantung pada pengawasan orang tua dari anak-anak itu untuk melakukan pembatasan,” ujar Sato Sho.
Baca juga: Tujuh Delegasi Meriahkan ASEAN Sports Day 2024 di Kabupaten Sleman
Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022 menunjukkan, hampir separuh anak usia dini di Indonesia sudah bisa menggunakan handphone (HP) atau gawai, juga mengakses internet. Secara total, ada 33,44 persen anak usia dini yang menggunakan handphone. Sementara anak usia dini yang bisa mengakses internet mencapai 24,96 persen.
Secara rinci, terdapat perbedaan yang cukup jauh pada karakteristik kelompok umur. Persentase yang menggunakan HP pada anak usia 0-4 tahun atau balita hanya 25,5 persen. Sementara pada usia 5-6 tahun mencapai 52,76 persen.
Pola yang sama juga terlihat pada anak-anak yang mengakses internet. Usia balita sebesar 18,79 persen, sedangkan anak usia 5-6 tahun sebesar 39,97 persen.