Tekan Penggunaan Gadget pada Anak, Kemenpora Kencangkan Olahraga Tradisional

By Syahrul Munir
6 Min Read
Sato Sho, pembicara International Workshop pada ASEAN Sports Day 2024, Jumat (9/8/2024). (FOTO: Inversi.id/Syahrul Munir)

Pengaruh Positif dan Negatif Gadget

Lulusan Waseda University Japan itu menambahkan isu penggunaan gadget berlebihan bagi anak-anak ini menjadi bahan diskusi dari lembaga dunia yang konsen terhadap kesehatan seperti WHO. Hasil diskusi itu nantinya sebagai dasar pijakan untuk membuat larangan seperti keputusan Kawasan larangan merokok.

“Ini menjadi isu yang bisa dibahas oleh WHO karena sudah merusak kesehatan. Nanti keputusan bisa menjadi acuan bagi wilayah lain. Ini pendapat saya,” ujarnya.

Peran kurikulum olahraga di dunia pendidikan, lanjut Sato pun sangat berpengaruh dalam membatasi penggunaan gadget. Sato sepakat kalau gadget memiliki pengaruh positif dan negatif.

- Advertisement -

Hanya saja, kata dia gadget di Jepang berbeda. Begitu juga dengan kegiatan olahraga dalam ekstra kulikuler di sekolah bisa menekan durasi penggunaan gadget bagi anak.

“Bisa memperkenalkan pendidikan fisik dan keuntungannya bagi anak melalui aplikasi online,” ujarnya.

Permainan Bal Lipang Sahang, olahraga tradisional asal Bangka Belitung ini tampil dalam ASEAN Sports Day 2024 di Kawasan Candi Prambanan, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat (9/8/2024). Olahraga tradisional menjadi alternatif menekan penggunaan gadget pada anak. (FOTO: Inversi.id/Syahrul Munir)

Festival dan Olahraga Masyarakat

Ketua Tim ASEAN Sports Day 2024 Kementerian Pemuda dan Olahraga Dr Yayan Rubaeni mengatakan tantangan di era modern khususnya pada anak adalah gaya hidup sehat. Anak muda lebih banyak memilih gadget sehingga berpengaruh terhadap gaya hidup sehat yang cenderung pasif.

Yayan menjelaskan dalam International Workshop tersebut Sato Sho menjelaskan kebijakan pemerintah Jepang terutama soal gaya hidup sehat, terkait dengan penggunaan gadget berlebihan.

Pemerintah Jepang gandeng instansi terkait olahraga, seperti di Indonesia KONI dan KOI yang menangani olahraga prestasi dalam menghadapi tantangan ini.

“Ini yang menjadi masukan bagi kami, bagaimana harus ada konektivitas dengan Olah Raga Masyarakat Indonesia (ORMI), nantinya memutuskan kebijakan bersama untuk mengambil tantangan ini,” ujar Yayan.

Yayan menegaskan pihaknya terus mendorong kebijakan khususnya kepada anak sekolah agar menerapkan gaya hidup aktif. Salah satunya yakni dengan mengencangkan program Pendidikan, seperti Festival Olahraga Pendidikan.

“Kami terus mendorong kebijakan bagaimana anak-anak itu bermain dalam festival atau dengan olahraga tradisional atau cabang olahraga professional lain yang penting aktif,” ujarnya.

ASEAN Sports Day 2024 menjadi ajang delegasi pamer olahraga tradisional masing-masing negara. Contohnya, di depan gagahnya Candi Prambanan, Malaysia membawakan olahraga Rebut Negeri, sejenis permainan tarik tambang yang memanfaatkan anggota tubuh pesertanya. Rebut Negeri ini dimainkan tiga orang setiap peserta yang mempertahankan tubuh temannya tidak masuk ke area lawan.

Filipina membawakan permainan Kadang Kadang Sabao, yang mirip dengan egrang di Indonesia. Dengan media batok kelapa di belah dua sebagai alas kaki. Pada bagian tengah batok tersebut terdapat lubang untuk mengikat tambang plastik sebagai pengendali.

Sementara Indonesia menampilkan permainan Bal Lipang Sahang. Ini merupakan olahraga tradisional dari Bangka Belitung yang mengambil situasi ladang lada sebagai lapangannya.

Bola yang terbuat dari serabut kelapa itu nantinya ditangkap dua pemain dalam satu tim menggunakan alat bantu karung. Setelah mendarat dalam karung, kemudian mereka menyerang dengan melemparkan bola tersebut ke area lawan masih menggunakan karung yang sama.

Leave a comment