Djokovic menjadi juara nomor tunggal tertua sejak tenis kembali ke Olimpiade pada 1988. Ia juga menghalangi Alcaraz untuk menambah medali emas pada gelar French Open dan Wimbledon yang sudah diraihnya musim panas ini.
Gelar yang baru saja diraih adalah yang ke-99 dalam kariernya dan yang pertama pada 2024, setelah musim yang sulit di mana Jannik Sinner menggantikannya sebagai juara Australian Open dan akhirnya menjadi peringkat satu dunia.
Alcaraz kemudian menguasai French Open sebelum menggagalkan usaha Djokovic untuk menyamai rekor delapan gelar Wimbledon milik Roger Federer.
Cedera lutut yang diderita Djokovic di French Open memerlukan operasi, dan partisipasinya di semifinal Olimpiade sempat terancam ketika cederanya memburuk.
Baca Juga: Profil dan Biodata Gelandang Persib Levy Clement Madinda Fokus Menang di Kandang
“Saya tahu bahwa ini bisa menjadi kesempatan terakhir saya untuk mendapatkan medali emas. Saya melakukan semua yang saya bisa untuk mempersiapkan diri menghadapi periode ini. Cedera itu sedikit mengalihkan perhatian saya. Namun menjelang Olimpiade, saya merasa seperti pemain yang berbeda dalam hal cara saya bergerak, cara saya bermain,” kata Djokovic.
“Di satu sisi, kekalahan telak dari Alcaraz di Wimbledon mungkin menguntungkan saya karena saya tahu saya tidak bisa bermain lebih buruk dari itu,” tutup Djokovic.