INVERSI.ID – Selama bertahun-tahun, produsen mobil Jerman mengandalkan kesuksesan di China untuk meraih keuntungan besar dan mendorong pertumbuhan perusahaan.
Namun, saat ini merek-merek barat sedang berjuang untuk mempertahankan daya tarik di kalangan pembeli, sambil menghadapi pangsa pasar yang menyusut dan proyeksi penjualan yang suram.
Angka penjualan untuk kuartal terakhir menunjukkan tren mobil merek Jerman cukup mengkhawatirkan. Penjualan BMW di China mengalami penurunan drastis sebesar 30 persen, diikuti oleh Porsche dengan penurunan 19 persen, Volkswagen (VW) yang turun 15 persen, dan pengiriman Mercedes yang menyusut 13 persen, sebagaimana dilansir dari Carcoops, Senin (21/10/2024).
Baca juga: Ferrari F80: Hypercar dengan Teknologi Boost Optimization dan Tenaga Mencengangkan
Meskipun ini tidak berarti bahwa konsumen di China enggan membeli mobil, mereka lebih memilih untuk menghabiskan uang mereka pada alternatif yang lebih baru, berteknologi tinggi, dan yang terpenting, lebih terjangkau dari produsen mobil lokal yang sedang berkembang pesat.
Saat ini, meskipun mobil Jerman masih menyumbang 15 persen dari total penjualan di China, pangsa pasar mereka terus menurun dengan cepat.
Sebelum pandemi COVID-19, mereka menguasai 25 persen pangsa pasar. Dalam segmen mobil listrik, yang jauh lebih besar di China dibandingkan di Amerika Serikat (AS) atau Eropa, VW, Porsche, BMW, dan Mercedes bahkan lebih tertinggal. Keempat merek tersebut hanya menguasai 10 persen pasar mobil listrik.
Baca juga: Suzuki Baleno, Hatchback Kompak yang Siap Menemani Keluarga Muda