Korban KDRT
Wakasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, Kompol Henrikus Yossi, menjelaskan bahwa beberapa jam sebelum pembunuhan, Panca dan istrinya, DM, masih berkomunikasi melalui aplikasi WhatsApp. Percakapan mereka didominasi oleh pertengkaran.
“Dalam percakapan tersebut, nuansa percakapannya adalah terjadi pertengkaran kembali. Tetapi melalui percakapan di WhatsApp,” kata Yossi di Polres Metro Jakarta Selatan, Rabu (20/12/2023) malam.
Saat itu, DM masih dirawat di RSUD Pasar Minggu, Jakarta Selatan, setelah menjadi korban KDRT oleh suaminya, sementara Panca berada di rumah kontrakan bersama keempat anaknya.
Yossi tidak menjelaskan secara detail percakapan antara Panca dan istrinya, namun menyebutkan bahwa komunikasi yang terputus tersebut semakin membulatkan niat Panca untuk membunuh anak-anaknya.
“Ada pembicaraan yang terputus, hal inilah kemudian semakin membulatkan tekad yang bersangkutan untuk melakukan aksi kejinya menghilangkan nyawa dari keempat anaknya,” ujar Yossi.
“Jadi kekesalan ini yang bersangkutan sampaikan yang menjadi motifnya. Rasa cemburu, rasa kekecewaan ya. Dan komunikasi ini tidak berjalan dengan tuntas dan terputus sehingga kemudian membulatkan tekad yang bersangkutan,” imbuhnya.