inversi.id – Mari saya ceritakan tentang perjalanan pendidikan Nahdlatul Ulama (NU) yang lahir dari semangat mengabdi kepada masyarakat. Ini adalah kisah tentang bagaimana sebuah gerakan pendidikan tumbuh dari bawah dengan penuh keikhlasan.
Dalam perjalanannya, NU telah membangun jaringan pendidikan yang luar biasa:
- 13.000 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
- 26.000 Pesantren
- 15.000 Sekolah dan Madrasah
- Ratusan Perguruan Tinggi
Bayangkan seorang ibu-ibu Muslimat yang melihat anak-anak di lingkungannya berkeliaran tanpa aktivitas. Tanpa menunggu perintah, mereka berinisiatif mendirikan PAUD. Dengan modal semangat dan keikhlasan, mereka membangun infrastruktur sendiri, mencari guru, bahkan rela mengajar tanpa gaji yang memadai.
Yang menarik, inisiatif-inisiatif ini muncul secara mandiri. Para penggiat pendidikan NU tidak menunggu instruksi dari atas. Mereka melihat kebutuhan, langsung bergerak, dan menisbatkan pengabdian mereka kepada NU dengan sepenuh hati.
Melihat begitu banyaknya unit pendidikan yang telah terbentuk, PBNU kini berupaya membangun sistem tata kelola yang terstruktur. Tujuannya agar:
- Setiap unit dapat dimonitor dan dievaluasi
- Terjalin koneksi antar lembaga
- Ada dukungan sistem untuk berkembang
- Mengurangi beban individual dalam pengembangan
Kongres Pendidikan NU 2025 menjadi momentum penting dalam upaya memajukan pendidikan NU secara kolektif. Melibatkan berbagai pihak, dari pemerintah hingga swasta, kongres ini menjadi bagian dari perayaan Hari Lahir ke-102 NU.
Kisah pendidikan NU adalah bukti bahwa semangat mengabdi (khidmah) bisa melahirkan gerakan pendidikan yang masif dan berkelanjutan. Tanpa menunggu, tanpa mengeluh, para pejuang pendidikan NU terus berkarya demi mencerdaskan anak bangsa.