Kendaraan Listrik di Eropa
Data dari Asosiasi Mobil Penumpang Tiongkok (CPCA) menunjukkan bahwa penjualan total semua jenis kendaraan mengalami penurunan sebesar 1,1 persen, menjadi 1,92 juta unit pada bulan Agustus.
Laporan dari Reuters mengungkapkan bahwa penjualan Kendaraan Energi Baru (NEVS), yang mencakup kendaraan listrik dan hibrida plug-in, didorong oleh adanya subsidi untuk pengemudi yang menukarkan kendaraan yang lebih berpolusi.
Pengemudi yang mengganti kendaraan mesin pembakaran dalam (ICE) mereka dengan NEV berhak mendapatkan subsidi hingga 20.000 yuan (sekitar 2.800 dolar AS atau Rp43 juta).
Untuk mereka yang belum siap beralih ke kendaraan listrik atau hibrida plug-in, tersedia subsidi terpisah sebesar 15.000 yuan (sekitar 2.100 dolar AS atau Rp32 juta) untuk menukar kendaraan bertenaga fosil dengan kapasitas mesin yang lebih kecil.
Penjualan NEVS mengalami lonjakan sebesar 43,2 persen, mencapai rekor 53,5 persen dari total penjualan mobil penumpang. Namun, angka-angka ini mencerminkan menurunnya kepercayaan konsumen, dengan semakin sedikit pembeli mobil pertama yang melaporkan pembelian.
Baca juga: Miliki Standar Keselamatan Tinggi, Ford Everest Titanium Next Gen Resmi Diluncurkan di Indonesia
Meski demikian, Charles Lester, Manajer Rho Motion Data, memperkirakan bahwa permintaan untuk kendaraan listrik di China akan terus meningkat.
“Penjualan EV China yang melampaui satu juta dalam sebulan hanyalah awal. Kami memperkirakan bahwa tonggak sejarah ini akan tercapai beberapa kali sebelum akhir tahun, mengingat penjualan biasanya meningkat pada paruh kedua tahun ini,” ujar Lester dilansir Antara, Sabtu (14/9/2024).
*Ayo ikuti Inversi.id di Google News untuk mendapatkan informasi yang update seputar dunia hiburan, lifestyle, hingga berbagai berita menarik lainnya