Bamsoet: Masyarakat Jangan Terjebak Pragmatis Jangka Pendek dan Fanatisme Sempit Saat Pemilu 2024

By DP
3 Min Read
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo atau yang lebih dikenal Bamsoet, mengingatkan masyarakat untuk jangan terjebak dalam politik pragmatis jangka pendek dan fanatisme sempit saat Pemilu 2024. Sebab, jika hal tersebut sampai terjadi, akan berujung pada pembelahan bangsa usai pesta demokrasi tersebut usai. (Foto: Antara)

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo atau yang lebih dikenal Bamsoet, mengingatkan masyarakat untuk jangan terjebak dalam politik pragmatis jangka pendek dan fanatisme sempit saat Pemilu 2024. Sebab, jika hal tersebut sampai terjadi, akan berujung pada pembelahan bangsa usai pesta demokrasi tersebut usai.

Selain itu, Ketua MPR RI juga mengajak masyarakat untuk menjadi pemilih yang cerdas untuk mencegah dari praktek politik uang atau money politic yang menjadi momok tiap Pemilu itu dilaksanakan. Terutama saat Pemilu 2024.

“Mari jadi pemilih yang cerdas sehingga dapat meminimalisir terjadinya politik uang atau money politic dan high cost politic. Dengan demikian, bisa menyelamatkan demokrasi Pancasila agar tidak terjebak dalam demokrasi angka-angka,” kata Ketua MPR RI Bambang Soesatyo atau yang lebih dikenal Bamsoet, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, yang dilansir dari Antara, Selasa, 6 Juni 2023.

- Advertisement -

“Jangan jual masa depan bangsa hanya karena uang Rp50 ribu atau Rp100 ribu,” lanjutnya.

Demi Sebuah Etika

Dengan menjadi pemilih serta pendukung yang cerdas, kata Bamsoet, turut berkontribusi dalam menegakkan etika kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebab, sebuah etika merupakan hal yang sangat penting, sebab dalam konsepsi kehidupan berbangsa dan bernegara, hadir tidaknya etika akan sangat menentukan kualitas dan kredibilitas sebuah rezim pemerintahan.

“Etika berbasis pada nilai, bukan sekadar kepatuhan pada aturan formal. Etika memiliki dimensi jangkauan yang lebih luas. Pada hakikatnya, etika berfungsi sebagai acuan dasar dalam berpikir, bersikap dan bertindak,” ucapnya.

Dari aspek sopan santun, tambah Ketua MPR RI, Indonesia menempati urutan 29 dari 32 negara yang disurvei untuk kawasan Asia Pasifik berdasarkan laporan hasil survei Microsoft bertajuk Digital Civility Index (Indeks Keadaban Digital) tahun 2020 yang dirilis pada Februari 2021.

“Seiring dengan meredupnya adab sopan santun, khususnya di kalangan generasi muda bangsa, kehadiran gaya hidup hedonis, individualis, egois, dan pragmatis, mulai menggeser nilai budaya dan kearifan lokal,” tuturnya.

Sementara dari aspek kepatuhan hukum, lanjut dia, bangsa Indonesia cenderung stagnan dalam kurun waktu 7 tahun terakhir yang menempatkan Indonesia di urutan ke-64 dari 140 negara yang disurvei berdasarkan data World Justice Project Rule of Law Index.

“Etika Kehidupan Berbangsa masih sebatas gagasan idealisme di awang-awang. Belum sepenuhnya membumi dan menjadi jiwa bangsa,” imbuhnya.

Aliran Dana Jaringan Narkoba

Selain itu, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo atau yang lebih dikenal Bamsoet, juga meminta pada Bareskrim Polri bersama Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk fokus mengusut aliran dana narkoba yang digunakan untuk kepentingan politik menjelang Pemilu 2024.

Menurut Bamsoet, panggilan Bambang Soesatyo, pengusutan itu dilakukan agar dapat diketahui pihak-pihak lain yang terlibat sehingga dapat diusut tuntas dan diproses secara hukum

Leave a comment