Artikel ini merupakan seri kedua dari kisi-kisi menjelang debat keempat pemilihan presiden (Pilpres) 2024 pada Minggu (21/1/2024) dengan tema lingkungan hidup dan agraria, energi, sumber daya alam, pangan, pembangunan berkelanjutan, serta masyarakat adat.
Pengolahan sumber daya alam (SDA) melalui hilirisasi diklaim dapat meningkatkan nilai tambah dalam suatu industri. Penyediaan bahan baku bisa dari sejumlah lini sektor, salah satunya nikel.
Hilirisasi nikel di Indonesia berkembang pesat, sejalan dengan kebijakan pemerintah yang melarang ekspor nikel mentah atau bijih nikel. Dengan adanya hilirisasi nikel “garis keras” ini, tak ayal investasi asing bernilai jumbo pun berduyun-duyun masuk.
Baca juga: (1) Kisi-Kisi Jelang Debat Keempat Pilpres 2024, Pengelolaan SDA Lewat Hilirisasi Diperkuat
Bermula dari pabrik olahan industri yang dinilai sebagai bahan baku energi terbarukan ini, baterai, menjamur di belahan timur Indonesia yang memiliki pasokan mineral berlimpah. Bahkan, Indonesia adalah produsen nikel terbesar di dunia yang memasok 48 persen permintaan global pada tahun 2022.
Meski, nilai ekspor produk nikel dari hasil hilirisasi telah mencapai USD 33,81 miliar atau sekitar Rp 504,2 triliun pada tahun 2022 berdasarkan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi. Namun masih memiliki sejumlah tantangan seperti, proses produksinya yang tidak berkeadilan dan merusak lingkungan.
