Anggota Komisi V DPR RI Syarief Abdullah Alkadrie menilai larangan widyawisata atau study tour yang muncul di sejumlah daerah akibat kecelakaan yang menimpa rombonga pelajar SK Lingga Kencana di Jalan Raya Ciater, Subang, Jawa Barat tidak tepat.
Larangan ini tidak menyelesaikan masalah, justru malah berdampak negatif terhadap sektor lain.
“Artinya ketika ada sesuatu peristiwa, bukan nyamuknya yang dibunuh, tetapi kelambunya yang dibakar. Kalau nyamuknya yang dimatikan kan memang nyamuk yang menyebabkan orang digigit. Tapi kalau kelambu dibakar, ini kan bisa rumah yang nanti terbakar,” ujar Syarief dalam keterangan resmi.
Menurut Politisi Fraksi Partai NasDem ini, kecelakaan tersebut terjadi bukan hanya kesalahan study tour-nya saja. Untuk itu, ia meminta agar ada evaluasi pada pengemudi, perusahaan transportasi, dan petugas.
Para sopir dan kondektur harus dipastikan dalam keadaan prima, memahami medan, dan selalu menyiapkan langkah antisipatif dengan mengecek kondisi kendaraan.
“Terjadinya kecelakaan ini karena apa? Apa karena rem blong atau sopirnya ngantuk atau apa?” tegasnya.
Baca juga: Bupati Sragen Sindir Sekolah yang Minta Cashback Saat Study Tour
Syarief mengatan jika kecelakaan itu akibat rem blong, berarti pertanyaan apakah telah melakukan pemeriksaan kendaraan. Apakah sesuai standar prosedur operasional jalan.
“Jadi jangan digeneralisir. Ketika sopirnya ngantuk, mungkin dia sudah jalan kemarin. Beban waktu menjadikannya kurang prima, karena dia jalan lagi,” tandas Legislator Dapil Kalimantan Barat I itu.