Inversi.id – Lembaga Survei Populi Center merilis hasil surveinya soal elektabilitas partai politik di Indonesia. Bila dilihat dari hasil surveinya, PSI paling disorot karena elektabilitasnya mengalami peningkatan.
Peningkatan elektabilitas PSI itu disebut dikarenakan dipimpin oleh Kaesang Pangarep. coattail effect dari Gibran Rakabuming Raka yang menjadi cawapres Prabowo Subianto juga menjadi salah satu faktornya.
“Itu kan diduga faktor Kaseang, lalu itu juga saya menduga coattail effect-nya Gibran itu juga ada sebagian ke PSI, dan pasangan ini karena mendukung Prabowo-Gibran,” tutur Usep Saepul Ahyar, Rabu (15/11/2023).
“Pasangan ini juga didukung milenial 52 persen, itu saya kira salah satu indikasi bahwa para pemilih Gibran dalam hal ini juga tertarik juga dengan PSI,” lanjut Usep.
Lebih lanjut, Usep menuturkan cara kampanye PSI dengan karakter anak muda juga menjadi faktor pendongkrak elektabilitas. Model kampanye yang sesuai dengan ceruk yang disasarnya.
“Mereka memahami persis soal karakter anak muda, kan kita tahu juga anak muda ini yang di bawah 45 tahun itu 52 persenan, itu angka yang cukup tinggi. PSI tahu karakternya,” ujarnya.
Menurut Usep, generasi muda sudah bosan dengan gaya kampanye yang terlalu serius. Maka dari itu, PSI membuatnya dengan cara yang gembira.
“Dia (anak muda) tidak suka dengan gaya gaya politisi yang membosankan yang terlalu serius. Makanya, tagline mereka ‘kan berpolitik dengan riang gembira, lalu kemudian gaya-gayanya juga begitu,” ujarnya.
Dikatakan pula bahwa cara kampanye yang disukai anak muda itu selaras dengan figur pesohor dan nyeleneh seperti Kaesang. Hal ini pun beririsan dengan Presiden Jokowi yang juga memiliki banyak pendukung milenial.
Baca juga: Survei Polmatrix: Prabowo-Gibran Berpotensi Menang Satu Putaran di Pilpres 2024
“Nah, itu saya kira faktor-faktor yang mungkin PSI ini agak melejit di antara partai-partai baru, dan itu terlihat setelah ada perubahan yang cukup signifikan ketika mendukung Prabowo-Gibran, lalu Kaesang menjadi ketua, kemudian cara berkampanye yang relatif sesuai dengan karakter anak muda,” kata Usep.
Ya, Survei Populi Center melakukan survei soal elektabilitas partai politik di Indonesia. Survei dilakukan Survei pada tanggal 29 Oktober—5 November 2023 terhadap 1.200 responden. Survei melalui tatap muka dengan aplikasi Populi Center.
Pemilihan sampel melalui metode multistage random sampling dengan margin of error 2,83 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Dalam survei itu, responden diberi pertanyaan: “Jika pemilu anggota legislatif diadakan hari ini, partai mana yang akan Anda pilih?”
Hasilnya, elektabilitas PDI Perjuangan masih teratas dengan angka 18,1 persen, Gerindra 15,2 persen, Golkar 10,7 persen, PKB 9,1 persen, PKS 6,4 persen, PAN 5,4 persen, NasDem 4,8 persen, Demokrat 4,8 persen, dan PPP 3,6 persen.
Di antara partai debutan dan non-parlemen, PSI memimpin sekaligus paling berpotensi menembus ambang batas parlemen dengan elektabilitas 2,6 persen.
Perindo yang berada di posisi berikutnya hanya memiliki elektabilitas 1,6 persen.
Tujuh peserta pemilu lainnya, yakni Partai Hanura, Partai Ummat, PBB, Partai Garuda, PKN, Partai Gelora, dan Partai Buruh, sama-sama memiliki elektabilitas di bawah 1 persen.