Benni menambahkan bahwa melihat angka kedisukaan dan sentimen, diprediksi pendukung masing-masing kandidat telah mantap menetapkan pilihannya, sehingga kemungkinan peralihan dukungan antar kandidat sangat kecil.
Oleh karena itu, dalam menghadapi dinamika politik, perlu waspada terhadap penyebaran ujaran kebencian dan hoaks.
Survei yang dilakukan oleh Perhimpunan Semangat Muda Untuk Indonesia ini, mencakup pemantauan perbincangan di media sosial dan media online dari tanggal 3 Januari hingga 11 Januari 2024, satu bulan sebelum pemungutan suara Pemilu 2024.
Baca Juga: Profil dan Biodata Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim yang Dukung Prabowo-Gibran
Pemantauan dilakukan di berbagai platform seperti Facebook, Twitter, Instagram, YouTube, dan TikTok, serta situs berita online nasional dan lokal di Indonesia.
Data diperoleh melalui metode crawling di berbagai platform dan diolah menggunakan algoritma Natural Language Processing (NLP) untuk ekstraksi sentimen, identifikasi lokasi, dan perhitungan kedisukaan terhadap setiap kandidat.